Sabtu, 31 Januari 2009

Singapore is Fine Country

Indonesia terkenal dengan jam karetnya. Tapi yang aku alami ini beda, aneh tapi nyata. Sesuai dengan jadwal keberangkatan, tgl 31 Des 2008 jam 1 siang pas gak lewat gak lebih aku terbang dari Medan ke Batam. Semua tetek bengek uda aku atur seapik mungkin. Hingga2 hitung2an transport yang murah meriah hingga jurus pakar ekonomi sudah aku keluarkan, mengeluarkan modal sekecil2nya and meraih untung sebesar2nya. Kalau aku pergi dengn taksi ke polonia 80 ribu perak (ditempuh dalam waktu 30 menit) dan angkot 15 ribu perak (Ditempuh dalam waktu 1 jam). Setelah berdasarkan hitungan konservatif akhirnya aku jatuhkan pilihan ku naek Angkot.

Waktu yang tepat berangkat dari rumah jam 11 teng, agar tidak menunggu terlalu lama di airport. Menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan. Terlebih2 apabila kita membutuhkan toilet. Yang namanya toilet di Indonesia susah menemukan yang nyaman dan bersih. Padahal seharusnya toilet di airport di buat senyaman dan sebersih mungkin. Karena Toilet di airport adalah fasilitas yang laris manis digunakan oleh passangers. Untuk penerbangan domestik saja passangers harus menunggu minimal 1 jam & internasional 2 jam.

Getar HPku membangunkan tidurku di angkot. Ku masukan tangan ke saku kuraih HP yang terus meraung2 tidak sabar ingin disentuh. Diujung telp terdengar seorang wanita memberikan penjelasan dengan semangatnya. Rasa ngantukku pun hilang, sirna di terpa angin cepoi2 angkot. "Selamat Siang!! Dengan bapak Andi? Saya dari Mandala airlines cuma ingin memberitahukan bahwa check in counter akan ditutup 30 menit lagi." Jelas custemer service mandala. Bagai disambar petir di siang bolong aku terkejut sekaligus ketakutan bukan main sepeti kedatangan malaikat Izrail yang ingin mencabut nyawaku, "Lho keberengkatannya khan jam 1 sekarang 11.15 kok sudah dituutup?" celah ku. "Iya pak pesawatnya mengalami resechedule jadi keberangkatnya dipercepat jam 12.30." Jawab custemer serive mandala. "Kok saya gak di info sebelumya?" tantang aku. "Iya pak kita sudah info semua customer 3 hari sebelumnya, mungkin HP bapak pada saat itu tidak aktif." bela custemer service mandala. "Khan bisa info saya via email." celetukku "Ya sudahlah sekarang saya lagi di jalan, jangan di tutup ya." Jawabku dengan lantang. Pelajaran penting apapun namanya airlines itu tidak pernah salah. Seperti bos dan bawahan. Kalau bos salah wajar manusia, tapi kalau bawahan salah kurang ajar alias stupid f**k idiot.

Terpaksa aku turun dari angkot dan lari tunggang langgang mencari taksi tanpa menghiraukan orang sekeliling yang tertabrak tas ku. Makii2an kecil terngiang ditelingaku. Aku tetep cuek bebek menghiraukan celotehan mereka. "Mau untung malah puntung" gumam ku dalam hati. Apa hendak dikata malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Akhirnya aku datang juga 60 detik teng sebelum counter check in ditutup. Perasaan terharu biru merona menyelimuti diri ku. Hati kecilku berkata "Akhirnya aku terbang juga". Satu informasi yang menyenangkan sekaligus menyedihkan, Mandala airlines telah mengganti hampir seluruh pesawatnya dengan Airbus. Yang menyedihkan seperti moto cheap airlines laennya mereka tidak menyediakan snack on the plane. Pelajaran kedua ada harga ada mutu.


Pemerintah memberlakukan peraturan per tanggal 1 january 2009 bagi yang tidak memiliki NPWP wajib membayar fiskal, by plane 2.5juta and by ferry 1juta. Maka aku putuskan untuk berangkat ke singapore di hari yang sama. Ada banyak counter penjualan ticket ferry singapore di baggage claim area. Untuk ticket return nya dijual seharga SGD18. Tetapi satusnya open date dan berlaku untuk 1 bulan. Karena alasan status open date, takut tidak dapat ferry, aku memutuskan untuk membeli ticket di Batam Centre Seaport. Lagi2 sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepada diriku. Rupanya harga ticket di Batam Centre Seaport lebih mahal. Untuk return ticket dijual seharga SGD27. Informasi penting jangan takut membeli ticket untuk status open date. Karena ferry menuju Singapore sangat buuuaaanyakkk. Ferry pertama berangkat jam 7.00 dan ferry terakhir jam 20.00. Setiap jamnya ada keberangkatan kalau tidak ada alasan maintenace . Alasan klassik yang kerap terjadi di penerbangan Indonesia.

Karena hari ini hari terakhir untuk free fiskal. Jadi para pencinta shopping Indonesia sangat membludak membanjiri fine country ini. Bayangin adja untuk proses mendapatkan visa aku harus rela antri lebih dari 1 jam. Waktu mengantri ini ku menfaatkan untuk men SMS menginformasikan rekan2 sebaya & jeung2 club di Indonesia "aku telah tiba di Singapore". Dengan harapan mereka iri pada diriku yang menghabiskan waktu OLD and NEW di Singapore. Tapi apa yang aku dapat??? Mau tau?? Simak percakapan berikut:

"Halo.. halo... Can see you that sign hah?" Seorang petugas custum dengan logat english chinese nya menegur diriku dengan angkuh. "Oh Sorry I don't read that sign." Jawab ku. Dasar Singapore is fine country. Ini baru di wilayah custom sudah banyak larangannya. Mau tau larangannya!! Dilarang merekam video, dilarang mengambil gambar, dilarang mengaktifkan HP. Beda di Indonesia semua perlengkapan elektronik pada saat proses x-ray scan di letakan di keranjang yang telah di sediakan. Tapi disini semua perlengkapan elektronik harus masuk kedalam tas.

Kluar dari custom area, walah gak kalah banyak larangannya. Bayangin adja begitu masuk MRT & Bus yang lasung nampak serownok adalah sticker larangan. Dilarang membawa binatang peliaharaan, dilarang makan, dilarang minum, dilarang membawa Durian & Dilarang melarang (hehehehhe). Aduh kasian ya orang singapore, mau makan durian adja dilarang. Harus kluarin extra money. Paling tidak harus punya mobil pribadi atau pake taksi untuk membawa durian. Kalau di Indonesia peraturan ada untuk di langgar. Kalau di Singapore berani melanggar? Fine at least SGD500 atau bekerja untuk negara paling tidak selama 3 bulan. Satu hal lagi, senam kesegaran muka dilarang juga disini. Tau khan seneam kesagaran muka. Pemen karet, sampe segitunya permen karet pun dilarang. Ternyata Singapore itu ibarat hidup di sangkar emas tapi tak bebas. Tapi beginilah cara pemerintah unruk menciptakan budaya disiplin. Apapun ceritanya Indonesia I love my country. Ingin rasanya cepat pulang menghirup udara bebas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan tuk ninggali komen. Plissssss