Jumat, 20 Maret 2009

Kerambah = Kerandah



Lobster yang teraniaya

Sungguh berutung nasib-ku. Hampir tiap weekend aku mendapatkan kesempatan untuk jalan2. Sore itu selepas training badanku penat2 & pegal semua. Sabtu yang seharusnya untuk bersenang2 tapi diisi oleh job search skill training dari pagi hingga sore hari. Begitu training selesai, petualangan dimulai. Petualangan hari ini (14 Maret 2009) mengisahkan kerambah seafood di negri antah berantah.

Dari kejauhan pelabuhan lahewa terlihat ujung tiang2 kapal yang mulai kelihatan hingga tampak jelas dikelopak mataku 2 buah kapal kayu besar berdiri kokoh berlabuh. Disudut kiri pelabuhan kami disambut oleh bangkai2 perahu kecil yang berserakan tak menentu arah. Disudut sebelah kanan tampak nelayan sedang sibuk bercengkram dengan mesin2 tua perahu kecilnya yang dimakan usia yang harus bersaing dengan kapal yang lebih baru, besar & kokoh.

Tampak jelas keceriaan di raut wajah anak2, bermain, melompat dari kapal ke air laut yang sudah terkontaminasi dengan minyak polusi dari kapal. Sedikitpun tak terbesit di raut wajah mereka akan penyakit kulit. Anak2 dipingir pelabuhanpun tak mau kalah unjuk gigi, tertawa, bercanda sambil mengkayuh sepeda butut milik mereka.

Setelah hampir 15 menit perahu yang kami tungu2 tiba juga. Sebuah perahu tua yang dikayuh sedikit demi sedikit merapat ketepi pelabuhan. Kami yang hampir 10 orang menurut skenario harus dilansir 2kali. Setelah malakukan proses ritual bersandar ditepi pelabuhan, mesin tua perahu mulai dihidupkan. Bim salah bim!! Apes mesin tak dapat dihidupkan. Kami memberikan kesempatan bapak itu untuk memperbaikinya. Waktu berjalan terus tanpa ada kompromi, kami mencari alternatif laen karena sudah menunggu lebih dari 10 menit.

Sebuah perahu lumayan besar dengan seorang anak laki2 kelas 3SD bermarga Zalukhu & ayahnya siap menampung dan menghantarkan kami ketujuan. Ditengah perjalan suasana riang & gemberia menyelimuti hati kami. Mentari mulai merapat ketepi Barat. Tapi sunset yang aku tunggu2 tak tampak jelas dilaut. Sinar mentari memantulkan cahaya dipepohonan kelapa dipinggir pantai. Sunset yang berbeda, tampak pemandangan air laut biru temaram kegelapan & kontras dengan pemandangan di tepi pinggir pantai pepohonon kelapa berjejer rapi yang diterangi sinar mentari terbenam. Wahhh indahnya.

Ritual merapat ke kerambah sedikit mengalami gangguan tekhnis, karena kerambah ini tidak di design untuk berlabuh kapal berukuran sedang seperti yang kami tumpangi. Kalau saja perahu ini menabrak kerambah pastilah ikan, lobster, kepeting beserta teman2nya akan kabur terbirit2 melarikan diri kelautan bebas. Berkat keuletan Bapak penjaga kerambah kami dapat berlabuh dengan benturan sedikit nakal. Tak pernah kubayangkan sebelumnya dapat memegang lobster & kepiting hidup2. Takut juga sebenarnya, tapi takut diejek penakut kuberanikan tuk memegangnya. Rupanya cepit kepitingnya sudah diikat dengan tali, perasaan aman pun meningkat diiringi kepercayaan diri.

Ditengah keasyikan kami bermain dan bercengkram dengan binatang2 laut. Tiba2 byurrrrrrr. Teman kami Jhonter Hutabarat alias Jhonter West menjebur dilaut. Spontan anak2 teriak “tulang, west HPloe mana?” termasuk aku yang P3 (Pura2 perhatian). Dengan tenang siwest menjawab “sudah aman kok dikantong saku-ku”. Doooong serontak kami tertawa terbahak2. Jhonter dodol ya rusaklah HPnya terkena air laut.

Puas setelah menyantap seeafod dengan hasil tangkapan sendiri, maksudnya hasil tangkapan kerambah. Ikan kerapu, lobster & kepiting semuanya manis2 fresh graduate. Kok manis perasaan nyucinya diair laut hehheheheh. Dasar manusia kalau the power of kevevetnya timbul, tak inget teman. Semua air habis diembat, yang tersedia hanya tinggal bir. Termasuk anaknya si nelayan minum bir juga yang dikasi oleh ayahnya. Anak sekecil itu uda dikasi bir, kalau sudah besar dikasih apa ya? Secara aku baru mengenal minuman alkhol pada saat kelas 2SMA itu pun karena ada pelajaran bartending.

Tak terasa mentari telah digantikan dengan rembulan. Saatnya pulang, perjalanan tersingkat yang pernah aku lakukan, pulang pergi 3jam, kerambah. Fuihhh rupanya perahu kami tidak dilengkapi dengan lampu. Was2 juga saat berlambuh dipelabuhan takut nabrak. Karena takut nabrak seperti kejadian kapal Titanic, kami menyoroti pelabuhan dengan HP. Gak ngaruh kali. Untung pak Nelayannya hapal dimana posisi kapal kami harus menepi. Aku tercengang liat anak nelayan yang sibuk mengutak atik mesin yang mengetahui kapan saatnya mesin dimatikan dan ayahnya sibuk mengemudikan kapal. Kalau semenit aja kapalnya mesinnya terlambat dimatikan, jadilah perjalanan kerambanh menjadi jalan menuju kerendah.
Pictures by Indie@rt

Sabtu, 14 Maret 2009

Merana, Menari, Menara

Mobil amfibi office-ku niy. Di darat Oh, di air Yes & di udara Oh No. kalau digabungi oh yes oh no


Sampe tulisan ini aku terbitkan Nias masih terbagi 2(dua) kabupaten. Kabupaten Nias yang beribukota Gunung Sitoli dan Kabupaten Nias Selatan yang beribukota Teluk Dalam. Seperti daerah laennya di Indonsia yang lagi sibuk dengan pemekaran, Nias juga terimbas dengan isu pemekaran yang belum tentu menuju kearah yang lebih baik. Penduduk yang mendiami Nias Utara (saat ini termasuk wilayah administartif Kabupaten Nias) mengusulkan untuk membentuk Kabupaten Nias Utara yang akan beribukota di Lahewa. Kalau doa penduduk Nias Utara terkabul menjadi kabupaten baru, maka tidak tertutup kemungkinan Kabupaten Gunung Sitoli akan menjadi kotamadya satu2nya di Indonesia yang pernah aku tinggali yang hanya memiliki satu buah lampu merah yang tidak beroperasional dan satu pasar sialan (pasar swalayan) yang bernama Anggrek, harganya ajubilah minjalik. Karna satu2nya one stop shopping si pemilik gak pikir2 menaiki harga hamper dua kali lipat dari harga normal. Maleskan….!!! Makanya aku lebih memilih untuk membeli barng dibeberapa toko yang berbeda untuk mengikat pinggang. Kalau disurvei, Nias termasuk salah satu daerah yang termahal di Indonesia. Sebagai gambaran Nasi dengan sepotong ikan sambal sepuluh ribu perak, nasi dengan sepotong ayam goreng lima belas ribu perak, sepiring nasi putih lima ribu perak de el el. Sebelum gempa harga2 barang masih relative normal, namun setelah gempa dan dipenuhi oleh PSK, harga barang melambung tinggi. Salah satu dampak negative PSK adalah meningkatnya harga barang di TKB (tempat kejadian bencana).

Tak terasa sudah hamper 3 taon aku beradia dipulau Nias, jadi wajar kalau banyak daerah2 yang telah aku kunjungi seperti; Gido, Lahewa, Sirombu, Gomo, lahusa, teluk dalam, Tefa’o de el el. Setelah sekian lama baru aku menyadari, kalau Teluk Dalam sebagai daerah satu2nya yang akhiran-nya berhuruf konsonan (kalau ada yang laen don’t hesitate to tell me). Selidik punya selidik, entah masyarakatnya yang gak bisa mengatakan huruf konsonan diakhir kata atau kebiasaan masyarakat yang menghilangkan huruf konsonan diakhir kata setiap mereka berbicara. Makanya gak ada nama daerah yang berakhiran huruf konsaonan kecuali Teluk Dalam. Pernah pada saat aku sedang di teluk dalam seorang bapak yang diwarung kopi dengan ramahnya menawarkan aku sesuatu. ”mari dudu, maka maka kaca, baca-baca kora” "makan kaca?" Tanyaku dalam hati. eh ternyata maksud sibapak menawarkan aku untuk duduk makan-makan kacang dan baca-baca koran. Salah seorang temenku Tender pernah bercerita tentang kasus selisi paha suami istri yang sedang ditangani oleh kepala adat. Dasar tender pinter banget mengarang cerita maksudnya rupanya selisih paham. Yang paling aneh "batu" adalah makian di Nias (catet dan garis bawahi). Jangan sekali2 mengatakan batu dengan orang Nias, karena beberapa wilayah mengganggapnya sebagai makian. Kalau dilanggar siap2 mentraktir makan orang sekampung sebagai hukumannya. Batu kalau bahasa kerennya sepeti F**k gitulah kira2.

Setelah hampir 3 taon berada di Nias inilah yang kurasakan :

Merana, so pasti ada beberapa hal yang membuat aku merana, merinti & meronta disni. Tapi buat sebagian orang itu mengasyikan. Jadi boleh dibilang 50 :50, phone a fiend or ask the audience tuk hasil yang lebih baik.
Pertama
mati lampu menu wajib disini. Beruntung penduduk gunung sitoli yang merasakan mati lampu hanya 2-4 jam perhari secara bergilir. Aku yang kebetulan tingal dilahewa meraskan mati lampu sampe 12 jam perhari. Kalau sudah mati lampu berarti kota mati telah tiba. Tak ada yang mo dikerjakan kecuali masyarakat yang sudah berkeluarga sibuk memproduksi di pulau kapuk. Tapi hari Minggu buat aku hari yang spesial, lampu 24 jam non stop on terus gak ada matinya, karena penduduk Nias mayoritas beragama Kristen agar tidak mengganggu proses ritual religius.
Kedua
Gempa kecil, gempa susulan, gegap gempita kerap terjadi diNias. Hampir tiap minggu kami meraskan gempa kecil2an, kalau dalam seminggu adja tidak terjadi gempa aku sangat merindukan goyangnya. Abis enak, seruh, serem jadi satu. Susah tuk ngungkapinya. Rasanya beda adja, Cuma disini aku sering merasakan gempa.
Ketiga
Banjir. Bila hujan turun dengan deras selama 3(tiga) hari berturut2 sudah pasti banjir akan datang. Beruntung kami memiliki mobil yang canggih. Cuma disini aku bisa merasakan mobil berjalan diatas air yang tergenang seketiak orang dewasa. Rasanya seperti mobil amfibi. Didarat yes diair ok. Tetapi setelah sampe dirumah pengalaman seruku berada diatas mobil amfibi berubah jadi malapetka. Astaga naga ular sanca ular kobra, Kasurku, HP Motorbecak-ku, HP Nokoi-ku, barang2ku basah, rusak semua diterjang banjir yang tidak berperikebinatagan.

Menari ya jelas dong karena Nias surganya seafood. Pernah aku melihat Gurita yang beratnya ampe 30kilo dan ikan segedek gaban. Udang & lobster juga melimpah ruah. Selaen itu Nias juga terkenal dengan pantainya yang indah. Kalau punya dunia petualang bisa menjelajahi pulau2 kecil yang mengelilingi Nias dan pantai yang masih perawan. Yang paling terkenal pantai sorakhe yang pernah menjadi tempat even pertandingan surfing tingkat internasional. Gak terlalu jeleklah. Jadi buat penyatap seafood you are welcome dan pencinta surfing you are more than welcome.

Menara salah dua provider HP berada di dekat tempat tinggalku. Tapi walaupun menara pemancar dekat rumah, sinyalnya sering bestatus itil (ilang timbul). walau uda ngaku sinyal kuat padahal PPK (pura pura kuat). Untuk mengatasi dilemma ini rekan2 sesama PSK sering menggunakan 2(dua) HP dari operator yang berbeda. Kenapa Cuma 2 HP? Karena di Lahewa, Nias hanya ada 2 provider. Siapa adja providernya? Males ah jawabnya, nanti providernya iklan gratis. GPRSnya lemot kale seperti keong, bahkan sering ditengah perjalanan GPRSnya mati dan minta direconnect lagi. Kesel khan?? Jangan Tanya 3G, 3G blom sampe Nias, masih terdampar diSobolga kota terdekat. Trus jangan harap telpon bisa berlama2, dalam hitungan tidak lebih dari 1menit telpon akan mati, kalau orang yang suka ngerunmpi ditelpon dengan berat hati harus menyambung lagi. Kalau tarifnya flat masih mending tapi kalau promosinya berlaku setelah bebicara dimenit ke-2 gondok khan!!

Hidupku di Nias kini tak lebih dari sekedar permainan marana, menari dan menara. Tapi aku yakin suatu hari nanti, aku pasti sangat merindukan Nias. Detik2 keberangkatanku mulai terlihat jelas diambang mata. 31 Maret 2009 aku akan meninggalkan pulau ini. Cukup berat, sedih, terharu biru, berat rasanya melangkahkan kakiku tuk meninggalkan pulau surga yang tidak terkuak ini. Bukan perpisahan yang kusesali tapi pertemuan ini. Bagaimanapun aku harus pergi, pulau ini sudah tidak membutuhkan orang2 seperti aku lagi. Program utama organisasi tempat aku bernaung telah selesai membangun 2.100 unit rumah untuk korban gempa bumi di Nias. Artinya aku juga harus sudah selesai.

Sabtu, 07 Maret 2009

Tak Ada Akar Rampunjabi

Niy dia patung srownoknya

Horre (sambil jungkir2, guling2 kegirangan) long weekend lagi. Senin 9 Maret 2009 yang bertepatan dengan hari Maulid Nabi Muhammad SAW otomatis jadi sabtu, minggu, senin libur panjang. Rencana telah bulat mantap untuk ke Sibolga. Eh udah megang ticket untuk ke Sibolga Jum’at malam, kok malah gigi ku kambuh pada hari H-nya, jadi batal, tumpur, hangus, gosong ticket aku . Kalau bang Meggi Z bilang dari pada sakit hati lebih baek sakit gigi, aku lah orang pertama kale gak setuju, lebih baek makan hati (apapun makanannya minumannya “Ponari Sweat” minuman kaleng yang bakal di produksi oleh ponari akan segera tersedia di super kampret terdekat).

Aku dapat rekomendasi dari dokter kantor supaya mengunjungi dokter gigi di RSU Gunung Sitoli (kalau masih lupa base aku di Lahewa, Nias Utara. Gunung Sitoli Ibukota Nias. Catet & garis bawahi, bila perlu memorikan di HP. Biar gak pada nanya lagi) . Karena direkomendasikan dokter kantor, jadi perjalanan aku di provide mobil kantor.

Setibanya di RSU Gunung Sitoli, aku harus melalui proses wira wiri, tendang sana tendang sini, lempar sana lempar sini, akhirnya suster memanggil aku. Terkejut, tersentak, terkulai lemas. Kok aku di bawa ke poli bedah. Hati kecil ku bertanya2 apa gigiku mo di bedah yak. Padahal pada saat pertanyaan data sensus penduduk diacara wira wiri tadi, aku uda jelasin kalau aku sakit gigi. Alasan klasik yang sering timbul di RS kempung….. kata dokter bedahnya dokter giginya lagi gak masuk, makanya aku di over ke dokter bedah. Dokter gigi ama dokter bedah perut kembung makan ubi gak nyambung la ya bi. Capek deh……

Rekan2 sesama PSK (baca artikel “asyiknya jai PSK" dibawah mengetahui lebih lanjut PSK), menganjurkan aku untuk ke Puskesmas Fodo. Puskesmasnya ampun gedek banget, wajar karena mendapat bantuan dari berbagai mercy (NGO/LSM) berbagai negara. Degan rasa percaya diri, yakin berjalan menuju meja registrasi. Yang ini lebih aneh, kata mbak yang jaga, dokter giginya tugas hanya 3 kali seminggu Senin, Rabu & Jum’at (heran kayak kursus adja). “Kok Bisa? Masyarakat sini sakit giginya seminggu 3 kali ya mbak?" Ketusku bertanya pada mbak penjaganya sambil menahan gigiku yang ngilu. “Kalau hari laen dokternya tugas di OBI (Obor Berkat Indonesia)” jawab mbak dengan acuh tak acuh.

Bergegas ke OBI. Lagi2 untung tak dapat di raih malang tak dapat di tolak. OBInya lagi merahabilitasi dan Konstruksi kantor. Jadi dokternya nganjurkan aku untuk kembali pada selasa. Maksud loe, aku suruh nahan sakit gigi ampe selasa, plis deh!!! heran pada muncul kepribinatangnya para dokter disini!!! Usut punya usut, Tanya punya Tanya, seseorang tak dikenal menyarankan kami di suruh ke poliklinik gigi di jalan gomo, gunung sitoli. Tempatnya ma'af seperti panti pijat, gorden putih kucel menutupi ruang praktek, gak mirip sama sekale poloklinik gigi. Ada 2 pasien yang sedang menunggu di luar dengan menutup gigi mereka dengan sapu tangan dan air liur menetes dibibirnya. Masuk nggak, masuk ngak, yawda coba deh… setelah menunggu beberapa saat, aku melihat seorang bibi kluar dari pintu praktek yang beralaskan sandal swallow dan mengenakan daster dengan seorang pasien. Aku kira itu pembokatnya, “bi dokternya ada yak?” Tanyaku penasaran. “aku mas tukang giginya” catet tukang gigi. Pantesan kirain dokter gigi jelas adja tampengnya aneh. Menggumpulkan sekuat tenaga kabuuuurrrr yuk mari……

Jadi satu hari ini mencari dokter gigi di Gunung sitoli bak mencari jarum dalam jerami. Karena tidak ada tujuan (tak ada rotan akar punjabi), aku mengusulkan untuk melihat musum pusaka Nias, Gunung Sitoli. Secara uda hamper 3 taon di Nias blom sempat berkunjung. Susah banget membujuk rekan2 PSK untuk mengunjungi museum. Aku baru menyadari begitu rendah apresiasi masyarakat Indonesia terhadap museum. Terpaksa aku keluarkan jurus untuk memberi pengertian terhada rekan2 PSK. Begini bunyinya "Museum itu tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda2 bukti materiil hasil budaya manusia serta alam & lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan & pelestarian kekayaan budaya bangsa. Begitu penting museum untuk kehidupan kita, tetapi di ajak melihat adja kok susah. Giliran diajak ke pantai semua pada hadir". Dengan sedikit wejangan tadi akhirnya aku berhasil mengajak rekan2 PSK ke museum pusaka nias.

Entrance fee Rp2.000/org untuk dewasa. Lucky us didalamnya terdapat 3 objek yang dapat dikunjungi. Ada kebun binatang mini, pantai yang di dekor dengan prosotan untuk anak2 dibibir pantai serta beberapa gazebo berciri khas rumah adat nias di tepi pantai dan ruang pertunjukan barang2 peninggalan Nias.

Diluar gedung exhibition terdapat beberapa patung megalit peninggalan zaman batu. Mataku tertuju pada beberapa patung megalit yang srownok. Maaf anunya, barangnya, urat kemaluan laki2 lagi pada ereksi tegangan tinggi. Setelah tertawa terkeukeuh2 melihat patungnya eh otomatis gigiku sembuh. Musuem dokter gigi yang mujarab. Rupanya masyarakat nias tempo dulu suka tampil porno gartis. Terbukti dengan hasil2 karyanya yang vulgar. Untuk melihat kebun binatang dan bermaen di pantai tidak dipungut bayaran lagi, tapi untuk memasuki wilayah exhibitionnya dipunggut bayaran Rp2.000/org dewasa.

Informasi
Menurut ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) pengurus daerah SUMUT, 13 museum di Sumut dalam kondisi gawat darurat. Hanya 3 museum yang tertata layak dan memiliki pengunjung yang cukup laris manis yakni museum Pusaka NIas, Rahmadt Galery dan Meseum Negri Provsu. Ayo sukseskan Visit Museum 2009 hehehhehehehe.

Jumat, 27 Februari 2009

Tak Kan Lari Nunung Dikejar

Keren juga posenya si Minah

Bosan dengan ritual malam taon baruan, dari taon2 ke taon, untuk merayakan old and new hanya untuk melihat kembang api, kongkow2, renungan suci (make a wish) dan puncaknya clubbing. Perjuangan melihat kembang api cukup melehkan tidak sebanding dengan yang dilihat, hempit2an, tunjang2an, tendangan2an. Pada hal dari taon ke taon gitu2 adja gak ada peningkatan dan perubahan. Maleskan…!!!! Malam taon baru 2007 kemaren tampil beda, permintaan teman2 untuk merayakan taon baru di Bukit Lawang aku kabulkan. Secara aku khan ketua suku, jadi hak veto ada diaku. Karena rencananya dadakan, minim budget, akhirnya kami putuskan untuk melakukan perjalanan dengan angkot PISSSSS (paket irit sekali sehingga selonjor saja susah).

Perjalan dimulai dari Bandara polonia dengan KPU (koperasi Pengangkutan Umum) menuju ke terminal Pinang Baris. Supir angkot sibuk menyuruh kami duduk 6 8 (enam lapan). Barisan dibelakang supir harus 8 orang dan sebelahnya 6 orang, (Seperti mo di photo adja harus rapi pake aturan. Heran dech… !!!). Mau menempatkan bokong adja susah banget. Kebetulan orang2 yang sebaris dengan aku segedek bagong. Harus berhempit2an ria. 6 8(enam lapan) cocok untuk orang2 kemaren (kerempeng mana keren). Trus perjalanan dilanjutkan dengan bus busuk menuju bukit lawang. Dewi fortuna lagi cuti sakit hari ini, kesialan tidak henti2nya menghujam kami, hampir semua bus ke Bukit Lawang penuh. Gang di bus sudah penuh sesak dengan orang2 berkeringat, busnya hanya difasilitasi AC (angin Cepoi2) doang. AC yang sebagai mediator pengantar aroma theraphy keringat asam manis ke seluruh penjuru bus. Gang dibus sudah mirip gang senggol. Maju kena, mundur kena. Ransel dipunggungku sebagai senjata utama untuk menyingkirkan orang2 sekitarku. “Mas ranselnya dong nyenggol kita” kata seorang penumpang yang berada di belakangku sambil menjauh dariku. “maaf mbak, iya niy memang ransel sekarang payah diatur” Jawabku penuh dengan penuh canda. Syukur setelah 1 jam berdiri ada penumpang yang turun. Akhirnya aku dapat menikmati sempitnya kursi bus busuk ini. Tetep dengan kursi 3(tiga) kiri 3(tiga) kanan, mati gaya, gak bisa bergerak dikitpun. Ramuan BKpangkat3 (bau kaki, bau ketek, bau keringat) tercium tajam dihidungku. Menggugah selera untuk mengeluarkan yang ada didalam perutku.

Perjalanan memakan waktu 3(tiga) jam dan jalannya banyak yang berlubang. Kepala saling beradu, tangan saling meninju, badan bertahan kaku, karena ulah oak supir. Heran supir busnya bukan menghindari lubang tapi hobbynya mencari lubang seperti pengantin baru yang lagi kejar setoran.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan & penuh rintangan, akhirnya tiba juga tempat yang dinanti2 kan. Waaahhhhh Bukit Lawang, sekali dayung 2 3 pulau terlampaui. 3 in 1 dalam satu paket isinya terdapat 3 objek, sungai yang airnya jernih, hutan tropis yang lebat dan orang utan yang hanya terdapat di pulau Sumatra & Borneo. Bukit lawang terletak di bagian timur gunung leuser dengan populasi orang utan lebih dari 5000 orang (orang ataw ekor yak). Kami menginap di Ecolodge Hotel dengan desain natural. Dinding terbuat dari tepas, genteng terbuat dari daun rumbia. Perpaduan natural yang solid. Rata2 penginapan dan restaurant di Bukit lawang memiliki arsitektur yang natural terbuat dari ranting, dahan dan kayu.

Pagi itu tidurku semakin terlelap oleh air sungai Bahorok yang mengalir gemericik, angin semilir menghembus halus gorden, serangga2 mengeluarkan suara2 secara bergantian seperti lagu pengiring tidur yang menina bobokan kami. Raja siang mulai menyinari bumi yang menorobos celah2 dinding tepas kamar yang membuat tidurku terjaga. Siallll…….!!!!!Bangun keesiangan, gatot (gagal total) rencana hari ini. Seharusnya jadwal pagi ini melihat pemberian makan orang utan. Mau apalagi…!!! Setelah sarapan di ecolodge salah dua orang dari waiter restoran memberitahu kami bahwa ada objek laen yang dapat dilihat. gua kelelawar. Sesuai namanya gua ini berisi kelelawar dan batu megalit runcing yang menggantung di langit2 gua.

Ternyata pemberian makan orang utan pake shift. Jam besuk pertama pukul 8:30 - 9:30AM dan jam besuk kedua pukul 3:00 - 4.00PM. Sore itu juga kami berniat untuk melihat orang utan. Padahal kaki aku uda mo patah menjelajahi gua kelelawar. Untuk melihat orang utan tidak segampang yang aku bayangin.
Pertama, dengan arus sungai yang maha dasyat kami harus menyebrang sungai dengan tongkang (perahu kecil) yang melawan arus. Trus abang tongkangnya cuma pake CD doang, tampangnya hancur abis, badan udah tinggal tulang, kerempeng, plus bimoli (bibir montok 5 inci).
Kedua, Niy dia kerjaan yang paling gue malas, tempat pemberian makan orang utan harus mendaki sekitar 45menit. Jalannya licin, dan banyak pacat. Butuh extra hati2 tingkat tinggi. Jijai bajjai dech…!!! Tapi terharu biru juga sih dari sekian banyak pengunjung yang melihat pemberian makan orang utan hanya kami bertiga orang Indonesia sisanya bulek. Jadi dapat perhatian extra. Dibantuin photo dengan orang utan, boleh bantuin ngasih makan orang utan, walau agak takut2 juga. Sipawang orang utan udah teraik2 di belakangku agar tidak mendeketi Minah. Siapa yang tau kalau itu minah. Gak ada bacaanya trus tampang orang utannya sama semua. Bukan salah aku kalee. Aduuuuhhhh halusnya tangan si minah yang mangambil pisang dari tangan ku. (Minah adalah orang utan yang paling agresif, selalu mengambil jatah makan temannya. Hampir semua orang utan takut dengan si minah. Minah berubah menjadi agresif sejak anaknya diambil oleh pemburuh). Tidak setiap pemberian makan orang utan selalu datang orang utannya. Apabila tidak datang maka rehabilitasi bisa dikatakan berhasil, artinya mereka dapat kembali kehabitatnya mencari makanannya sendiri. Tak kan lari nunung dikejar. Lucky us, shift pagi tadi orang utan kesiangan juga bangunannya, jadi gak ada yang datang, malah shift sore kami dapat melihat 5 ekor orang utan.

Turun dari tempat pemberian makan orang utan, nampak pemandangan yang janggal, disungai banyak sekale orang2 Indonesia yang berkelompok2, malu aku ceritainnya, jauh2 dari berbagai penjuru hanya sibuk mandi2 di sungai, berenang2 gak jelas. Pokoknya uda gak nampak lagi kaalu itu sungai tapi sudah mirip seperti lautan manusia. Mau gerak adja susah saking bejibunnya manusia, apa lagi renang. Kalau Cuma mandi kan bisa di kolam renang atau kamar mandi. Cukup ironis tak jarang dari mereka gak tahu kalau Bukit Lawang terkenal dengan pusat rehabilitasi orang utan. Yang mereka tahu hanya sungai Bahorok.

Catatan kecil:
Kalau berniat pergi ke Bukit Lawang hindari weekend & hari libur agar tidak crowded penuh dengan lautan manusia renang gak jelas di sungai Bahorok.
Orang utan adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang berbulu kemerahan, terkadang cokelat, hidup hanya di Pulau Sumtra dan Borneo. Mereka memiliki tubuh yang gemuk, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.
Orang utan memiliki indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap dan peraba.
Orang utan besarnya kira2 2/3 dari ukuran gorilla. Untuk betina tingginya 0,8 – 1,1m dan beratnya sekitar 59kg. Sedangkan Jantan tingginya 1 – 1,4m dan beratnya sekitar 90kg.
Kamarnya yang natural

Minggu, 15 Februari 2009

The Rock Star Toreloto Beach

Toreloto in Action


Setelah 2 hari cancel dengan alasan cucaca buruk, akhirnya aku dapat mendarat dengan mulus di Binaka Airport, Gunung Sitoli Nias. Seperti airport kecil laennya tidak ada yang spesial. Petugas check in yang tidak kenal ramah tameng dengan wajah sadis melayani customer dengan rokok ditangan, petugas airport tax yang duduk sejajar dengan petugas donasi mirip kelompencapir yang siap bertanding. Namanya aja donasi, tapi obligatory harus dibayar, emang jumlah tidak banyak cuma 3.000 perak. Tapi terkadang tetep adja ada yang gak ikhlas, namanya donasi kok dipaksa. Ada petugas X-ray yang kadang males mengidupkan mesin scan X-raynya. Blom tau jelas apakah mesinnya rusak ataw petugasnya yang males memeriksa bagasi. Yang paleng lucu ruang keberangkatan yang belum menggunakan alat speaker mengharuskan petugas boarding teriak2 seperti di terminall bus. “Merpatii-merpati-merpati, ayo pak, bu merpati silahkan boarding”. Teriak salah seorang petugas boarding dengan menggunakan toak dikalungkan dilehernya. Yang membuat aku terpukau seorang bocah menarik bagasi penumpang (pesawat Foker 50) dengan troli seorang diri ke ruang baggage claim, jumlah penumpangnya sekitar 50 orang. Wahhh hebat tapi tetep tak manusiawi. Tanpa ada komando seluruh penumpang yang jauh mendekat dan yang dekat merapat ke baggage claim area. Semua penumpang sibuk menunjuk bagasinya masing2 yang dilayani oleh hanya 2 orang petugas. Tak seorangpun yang berinisiatif untuk menunjukan sifat budaya antri (Bebek adja bisa antri, kok manusia kalah sama bebek gak mo antri). Namanya travel bag hampir mirip semuanya, aku sendiri gak mau kalah sampe 3 kale menjuk bagasi yang mirip dengan miliku. Tapi setelah dicocokan nomer dengan bagasinya salah. Capek dehhhh…!!!

Perjalan dilanjutkan ke Lahewa. Pada saat itu Gunung Sitoli – Lahewa ditempuh dalam waktu 4 jam. Padahal jaraknya Cuma 80km. Banyak jalan yang berlubang, jembatan putus, jembatan temporary yang terbuat dari batang kelapa, kalu ban mobil terselip siap2 lah mendarat ke sungai. Ada 1 jembatan panjang yang bernama Muzoi. Disitu terlihat jembatan sampe 3 buah (1 buah collapse, 1 buah temporary dan 1 buah dalam proses pembangunan). Muzoi bisa mendapat piala citra kalau ada kategori untuk jembatan terbanyak.

Setelah makan siang di Ina Irfan (ina dalam bahasa nias artinya ibu, orang nias menyebutkan nama panggilan mereka pada anak pertamanya. Jadi Ina Irfan artinya Ibunya si Irfan/Irfan adalah anak pertama) kami menuju pantai Toreloto dengan menggunakan sepeda motor. Tepat didepan jalan menuju pantai terbangun gapura selamat datang yang terbuat dari batang kayu kelapa menyambut kami. Kami menyusuri jalan setapak yang sebelah kiri dan kananya dihuni tumbuhan liar semak belukar yang tingginya melebihi pinggang orang dewasa. Pantai yang unik, pasir putih terhempar didepan mata, air jernih yang tenang dan batu2 karang raksasa yang berjejer rapi tak jauh dari bibir pantai yang membelah lautan seperti terbelah dua menjadikan pantai ini begitu berbeda. Sekali2 tampak melintas didepan kami beberapa nelayan menggunakan perahu tua dengan bapak tua yang piawai mengemudikannya.

Keindahan laen yang tampak jelas beberapa gubuk tua yang berjajar di pinggir pantai dan batu karang raksasa muncul dipermukaan bibir pantai. Kami yang pada saat itu ber8 orang berlomba2 lari untuk berdiri diatas batu karang raksasa untuk berpose ria. Inilah saatnya yang tepat untuk mengabadikan momen. Beberapa batu karang raksasa masih unjuk gigi dengan perkasanya dibawah sinar mentari, namun tepat di sebelah gubuk tempat kami berteduh tampak batu karang raksasa yang telah dikapak olah orang yang tak bertanggung jawab, tak secuilpun tersirat seni digoresan batu itu, tidak jelas maksud dan makna yang terkandung dalam bentuknya.

Pasir pantai yang tadinya berwana putih-cerah memantulkan cahaya berubah menjadi terlihat putih abu2 seiring tenggelamnya matahari. Inilah waktu yang tepat untuk menjalankan misi ritual kami, berendam, berenang, mengapung dan terkadang jiwa masa kecil suram kami timbul. Melompat dari batu karang, lempar2an pasir dan siram2an air. Segar rasanya berenang di air yang jernih tenang tanpa ada ombak sedikitpun, seperti berenang di kolam renang raksasa yang luas tanpa bertepi. Novi, Roy, Imey, Elis dan Pit sibuk berenang dengan menggunakan life jacket dan google. Sementara aku dan Indah sibuk memotret ulah pose nakal mereka dari berbagai sisi. Rasanya, menghabiskan waktu seharian disni pun tak akan bosan!!

Dari kejauan mulai tampak jelas perahu tua menuju kearah kami. Akhirnya yang kami tunggu2 datang juga. Kami menunggu perahu tua itu untuk merapat kebibir pantai. Tak sungkan beberapa diantara kami membantu bapak tua itu untuk mendorong perahu agar merapat ketepi pantai. Setelah ritual mendorong perahu selesai, kami segera merubungi nelayan dengan harapan terbesit didalam hati kami, semoga hasil tangkapannya melimpah ruah. Namun tidak sesuai dengan yang diharapkan hasil tangkapanya hanya tiga ekor ikan bawal diet. Tak terasa mentari sudah digantikan dengan rembulan. Kami hanya dapat membeli tiga ekor ikan bawal diet untuk dibawa pulang. Perut kami mulai terasa keroncongan karena pengaruh dari berendam air seharian.

Seperti daerah pedalam laennya, bila malam tiba berarti kota mati telah datang. Tidak ada kehidupan dan kegiatan. Kami hanya dapat berpangku tangan, bercengkram satu sama yang laen dan sibuk dengan kegiatan yang tak menentu arah. Jaringan GPRS yang lambat membuat kami enggan untuk bersentuhan dengan dunia maya. Malam semakin larut, yang terdengar jelas hanya suara jangkrik2 yang berlomba2 bernyanyi memacahkan keheningan malam sebagai bulu perindu dongeng sebelum tidur, menunggu malam berganti dengan hari yang penuh petualangan.

Catatan:
Seiring dengan perkembangan Rehabilitasi dan Konstruksi jalan di seluruh penjuru Nias. Lahewa sudah dapat ditempuh tidak lebih dari 2 jam dari Ibukota Nias, Gunung Sitoli.

Sabtu, 07 Februari 2009

Asyiknya Jadi PSK

Lima dari anggota PSK

Gempa bumi Nias tanggal 28 Maret 2005 yang berkekuatan 8,2SR menewaskan ratusan bahkan ribuan orang membawaku menjalani profesi ini. Disni aku bertemu rekan2 seprofesi dan seperjuangan yang lucu2, pokoknya gak kalah lucu dengan srimulat.

Ada Roy dorman yang berasal dari Manduamas negri anta berantah. Orangnya asyik, ramah (rajin menjamah) and cowok murahan (siapa saja di tampung di kamarnya yang luasnya gak lebih dari 2x2m, termasuk aku yang sering menghabiskan weekend di Gunung sitoli). Ngakunya sih Roy lefrand, padahal lebih pantes kalau dijuluki roy klaperan, karena badannya yang kurus kering, tinggal angin and tulang, kalau kentut tulanglah yang tersisa.

Ada Elis yang gak kalah hebatnya dengan Deby Sehartian yang menciptakan bahasa gaul, tapi elis menciptakan bahasa digauli. Contohnya jeruk nipis menjadi jeryuk nipais, pipis menjadi paipais, elis menjadi elais… pokoknya elais memperkosa bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan e ye de.

Ada Siti Dini maisayarah yang paling seneng kalu dipangil imey (no mesin HP). Anaknya rajin, jujur, ramah, tamah, sopan, santun dan tidak suombong. Salah dua dari keunggulannya adalah never say no dan sedikit pelupa. Jadi tips untuk buat janji dengan imey, siapa telat dia dapat. Ngehh gak siih?? Gini contohnya: “Mey nti makan siang bareng ya” kata elais via telpon. “Ok dech” jawab imey tanpa pikir 2 kali. Sejam kemudian “Mey renang yuks” ajak roy. “iihhhhh mau dong” jawab imey tanpa merasa bersalah telah mengkhianati elais. Jam makan siang tiba. 1 message received “Aku uda di depan rumah, elais”. “Elais aku lagi jalan ama roy, mo renang, gabung yuk!!” Jawab imey diujung telponnya tanpa merasa berdosa. “50 x 2 capek dechhh, Ketik C spasi D capek dechhh” Jawab elais via SMS.

Ada Budi yang paling senang diuji, puji, suci, wangi, sepanjang hari. Orangnya suka bergaya jadul 70s. Dan yang paling gila pada saat farewell partynya (resign karena diterima di t4 laen). Idenya gila abizzz. Niy anak buat lucky draw, tau gak hadiahnya? Dia lelang barang2 bekasnya seperti lucky draw. Ada yang dapet obat bekas, payung rombeng, jacket second. Hadiah utamanya upsss maaf C-KO (cakep kotor) dapat CD (celana dalam) bekas…

Ada Elvina, dijuluki sebagai wonder woman karena kehebatannya. Seorang single parent yang sibuk mengasuh hasil buah percintaanya Donda namanya. Sekarang duduk di bangku kelas 4SD (suaminya meninggal ketika dia mengandung 9bulan). Keunikannya kalau sudah kerja lupa maen, (kalau sudah maen lupa kerja). Typical cewek yang pekerja keras.

Trus ada Martha. Sekarang bert4 tinggal di daerah tari hula2 berasal. Suaminya dari negri paman sam dan anaknya baru satu (cewek). Suka buat janji dan gak ada hujan gak ada badai last minute janjinya di batalin. Maaf ya Mar buka kartu. Tapi bagaimanapun orangnya baek hati, suka menawarkan bantuan dan tidak segan2 menawarkan jasa menjadi supir pribadi kami hehehheheheh.

Karena memiliki kegilaan, kebodohan, kehebohan yang dibilang hampir mirip dan merasa seumur, sejiwa, sesaudara, sejigong, tercetuslah ikhar membentuk satu genk, kami namai R2S (rekan-rekan sebaya). Tapi tidak bertahan lama, karena penduduknya pada urbanisasi. Seperti Martha ikut suaminya ke hawai, Imey balek ke Medan (mo deket mama), Budi udah berada di Teluk Dalam (gabung dengan NRP), Ibu Elvina sibuk dengan kerjaannya merancang Pengurangan Resiko Bencana (sekarang di juluki Ina Laptop, ina dalam bahasa Nias artinya Ibu)

Karena kekurangan anggota, akhirnya kami yang tersisa melakukan ekspansi untuk menambah pergaulan. Malam perayaan 2 taon gempa di Pantai Bunda membawa kami bertemu rekan2 sesama PSK laennya. Ada jeung agil (Aji Gile) dari UN, Jeung Pit Darma dari SCUK, Jeung Ade Dermawan dari SCUK, Jem But (misstype seharusnya jeung bud) dari NRP, Jeung Novri dari CWS, Pokoknya ada jeung2 laen yang kalau disebutin jumlahnya lebih dari ratusan. Karena ada ekspansi maka ada perubahan nama genk, anak2 setuju dengan nama J2C (jeung-jeung club).

Disini era kehidupan baru di mulai. Nias yang kami juluki City of Nothing (no swimming pool, no plaza, no gym, no theatre) membuat kami ingin mengeksplore alamnya. Banyak hal yang kami kunjungi di sini, budaya, alam dan pantai. Mau tau apa adja yang kami temukan disini? Akan aku ceritakan diepisode yang akan datang. Trus pantengi traveller mania.


Jangan negative thinking doloe. PSK itu adalah kependeken dari Pekerja Sosial Komersial. Selaen yang aku ceritakan tadi banyak fasilitas laen yang tidak diberikan oleh profit oriented company. Misalnya:
Ada Housing Allowences atau disediakan guest house.
Ada Annual leave of 2,5days per completed month of service, jadi satu taon cutinya 30 hari. Puas dech tuk berlibur..
Ada Sick leave of 2 days percompleted month of services, gak butuh surat dokter lho. Jadi bisa PPS (pura2 sakit).
Ada 5 working days R&R (rest & relax) per completed 3 months of service, tiap tiga bulan sekali boleh liburan plus dapat return ticket gratis dari point of hire.

Ada R&B = rest in bed hehehehhe…
Kalau uda bosan dapat RnR alias resign never return.

Catatan kaki
Tuhh asyik khan jadi PSK, kalau uda tau jangan bilang siapa2, takut banyak yang berminat, jadi banyak saingan. Aku khan takut tersaingi.

Rabu, 04 Februari 2009

Supplier Kampung Yang gak Kampungan

Niy dia rumah bantuan Palang Merah Kanada
Perasaan senang tercampur dengan keraguan menyelimuti diriku pada saat itu. Seharian terus memikirkan job offer yang aku terima dari Palang Merah Kanada. Sudah kesian kalinya ku pandangi monitor. Karena merasa tidak puas akhirnya aku print, karena tidak percaya dengan yang aku baca, kuberanikan diri meminta kepada teman membacakannya untukku, namun tidak berubah juga, tetap aku ditempatkan di Lahewa. Kelihatan aneh, tapi inilah yang terjadi. Pada umumnya seorang procurement bekerja di wilayah perkotaan, setidaknya aku ditempatkan di Gunung Sitoli, Ibukota Nias.

Ibukotanya saja tidak lebih dari 2km persegi luasnya, dan hanya ada satu lampu merah dipersimpangan Diponegoro & pelita, itupun tidak berfungsi, angkutan lokal hanya becak dayung & becak mesin. Bila malam tiba seperti kota mati tidak ada kehidupan ditambah mati lampu bergilir yang kerap terjadi. Ibukotanya saja seperti ini. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana dengan lahewa. Tapi demi kemanusian aku bulatkan tekad ku. Aku pasti bisa.

5 Juni 2007.
Hari kedua bergabung dengan Palang Merah Kanada- Lahewa, Nias. Aku baca semua standar & prosedur Finacial Limit for Purchases of Goods and Services. Dalam hati membantah ingin rasanya memberontak, “gila hanya 1 juta membutuhkan 3 penawaran”. Tapi yang namanya peraturan di buat untuk dijalankan bukan untuk dilanggar.

Misi Minggu pertama
Mengenal tempat, Keliling2 supplier, memberikan penjelasan prosedur dan standaar financial CRC. Jangankan bisa bicara dengan pemiliknya, dipandang saja sudah syukur. Aku berdiri sudah lebih dari satu jam, masih tetep diabaikan seperti tunggul kayu tua yang tak berguna. "tega ya" gumamku. Maklum masi suasana paska gempa. Masih banyak yang membutuhkan bahan bangunan. Aku tidak patah semangat. Aku terus melakukan investigasi kecil2an. “Kapan saat yang tepat untuk berbicara kepada mereka”. Investigasiku tidak sia2, akhirnya aku mendapatkan jawaban. Sabtu sore, adalah waktu yang tepat untuk bebricara dengan mereka. Pada saat itulah toko sepi dan lengah.

Pada awalnya toko2 keberatan untuk diajak bekerjasama. Tidak semua toko mau menerima pembayaran dengan cheque dan bank transfer. Apalagi peraturan financial Palang Merah Kanada yang mengharuskan membayar degan check atau bank transfer bila lebih dari 1 juta. Supplier meminta pembayaran cash dibawah 5 juta. Pendekatan pertama gagal.
Pendekatan kedua dengan memakai strategi. Aku undang supplier ke kantor untuk membicrakan prosedur CRC. 90% toko menolak dengan alasan yang kompak & seragam (seperti anak panti) tidak memiliki waktu luang. Aku setujui permintaan mereka untuk melakukan pertemuan di hari Minggu. Bulan pertama aku banyak menghabiskan waktu weekendku di gunung sitoli.

Dengan penjelasan atas nama kemanusian dan menolong masyarakat yang membutuhkan, bukan sekedar untuk mencari untung belaka dan kemauan untuk belajar dari seorang pebisnis kempung menjadi pebisnis professional (seperti pendeta berkhotbah mereka menndengarkan kata sambutanku degan antusias). Meraka membuka lapang dada menerima peraturan & prosedur CRC. Cukup sulit juga untuk memulai suatu hal. Prosedur sudah dijelaskan namun masi ada saja kesalahan.
Penjajakan pertama
“Bang seperti penjelasan di rapat kita tempo hari, jadi surat permintaan penawaraannya diisi, nanti siang saya jeput kembali” kata ku. “Gampang.. pokoknya bos terima bersih” Dengan semangat pemilik toko menjawabku. Tiba saatnya aku menjuemput penawaran. 3 dari 5 supplier menjawab “bang barang sudah aku sipakan , tinggal diangkut ke mobil, mana mobilnya bang biar anggota yang naekan”. “Lho kertas yang saya kasi tadi pagi mana?” Tanya ku. “sudah saya buang, tapi saya sudah tulis kok di bon” jawabnya dengan enteng. Alamak.....!! Aku hanya bisa senyum kecut pada saat itu. Dengan hati yang sabar aku jelaskan kembali kepada mereka arti dari surat permintaan penawaran.

Masih banyak kejadian lucu, aneh yang akan aku wariskan ke anak cucu ku kelak. Telponku berdering “Barang2 yang abang ambil kemaren kok bayarnya pake kertas? Gimana niy bang?” Kata supplier di ujung telp dengan logat sedikit marah. “Ohhhh itu namanya check, kita bisa cairkan di bank, ntar kalau saya ke gunung sitoli, saya akan kasi tau cara mencairkannya” Jawab ku.

Belum lagi keterbatasan komunikasi dengan supplier yang luar kota. Kalau mereka memiliki jaringan internet fine. Tapi bagaimana dengan yang tidak memeiliki internet, via pos? Akan tiba 2 minggu kemudian, via fax? No fax communication at our office. Akhirnya melalui pendekatan yang baik dengan beberapa LSM aku dapat menerima fax melalui mereka. Seperti penjajah, Bila fax sudah diterima, tidak segan2 aku minta tolong mereka untuk scan and email ke aku. Tentunya dengan balasan iming2 yang memukau, walaupun belum pernah janji yang aku tepati. Hehehehehe jangan bilang siapa2!!!

Pernah aku mengalami kejadian yang memalukan. Pada saat itu fax dibeberapa LSM rusak, akhirnya karena hubungan yang baik aku bisa berhasil menerima fax dari salah satu supplier yang berada di Gunung Sitoli. “Andi saya sudah terima fax dari Medan” Kata supplier. “Thanks bang nanti kalau ada orang yang ke gunung sitoli aku suruh meraka ambil” Jawab ku. “Eh bang harga mereka lebih bagus dari harga yang aku kasi, jadi meraka yang menang baa” kata supplier dengan aksen Nias yang kental. Aku hanya bisa garuk2 kepala, sambil bergumam dalam hati “kejadian terbodoh yang pernah ku alami”.

Ini baru kejadian supplier. Rintangan dan halangan delivery proses tidak kalah serunya. “Jembatan muzoi putus” kata operator radio room kepadaku. Alamak.. Satunya2 akses menuju dari dan ke lahewa harus melewati jembatan. Minyak adalah hal yang penting tulang punggung proses kegiatan. Stock minyak semakin menipis hari demi hari. "kenapa gak pake porter adja, jadi orang kok repot" celetuk congo. "Kalu gak mo repot jangan jadi orang, lagian porter juga manusia" potongku.
Porter dadakan pun menjamur. Tidak pandang bulu semua yang dekat denganku, aku kerahakan menjadi porter. Dengan semangat 45 kami berhasil menyebrangkan drum kosong untuk disi di Gunung Sitoli. “Siapa yang angkat drumnya kalu sudah disi 200liter / drum mana ada yang sanggup angkat bang” celutuk salah satu security. Ide berlian datang tak diundang dibenaku. Dengan menggunakan selang sebagai senjata, kami pompa minyaknya dari drum yang berisi ke drum kosong. Lumayan jauh jaraknya ±40m membutuhkan waktu seharian untuk memompa 5 drum.

Paling tidak ini terbayar, dengan semangat one team, kami dapat menyelasaikan membangun 2100rumah di 24 desa. Bangga rasanya melihat rumah2 bantuan Palang Merah yang berdiri seperti jamur bermunculan dimusin hujan.
Notes:
Ternyata 75%, para supllier di Gunung Sitoli memakai barang bermerk seperti Bonia (Boneng niy ya??) serius bonia asli, yang gak kalah gengsinya, operasi sinus adja sampe ke Rumah Sakit Raffles Hospital Singapore. Tuhh ternyata mereka gak kampung2 amir.

Senin, 02 Februari 2009

Unoccupied Beautiful Makora Island

View of Makora Island
Kalau ke Sabang ada ferry penumpang yang sangat layak konsumsi dan tersedia berbagai jenis kelas seperti layaknya pesawat, mulai dari kelas ekonomi, bisnis & eksekutif yang dapat ditempuh hanya 1 jam dari pelabuhan Ulele di Banda Aceh. Kalau ke sibolga ada ferry yang biasa disebut dengan kapal cepat. Ferry ini dapat menempuh 3 jam dari gunung sitoli sedangkan ferry besi (yang dapat menampung penumpang & berbagai jenis kendaraan) yang dikelola oleh ASDP bisa ditempuh dalam waktu lebih dari 8 jam. Jadi wajar adja kalau masyarak setempat menyebutnya kapal cepat. Kalau kapal di makora, sulit mendeskripsikannya. Hanya manusia berhati baja, bertekad bulat dan keukeuh ingin melihat pulau ini yang berani mengambil resiko melakukan perjalanan ke pulau yang tak berpenghuni ini. Hanya sebual kapal kecil, terbuat dari kayu yang lapuk karena sudah termakan usia dan bermesin sederhana plus bonus perahu yang kerap bocor. Gayung hitam yang ternoda pelumas siap menjalankan tugasnya menguras air apabila mesin sudah mulai terendam. Inilah saatnya dibutuhkan seorang volunteer untuk menjadi nakhdoa, yang tentu saja salah satu dari penumpang. Sipemilik kapal sibuk bergelut dengan air yang berwana hitam di ruang mesin. Pilu emang, tapi itulah pemandangan yang lumrah dan kerap terjadi di pulau kecil di negri tercinta ini.

Penderitaan belum sampe disini saja. Yang namanya pulau kecil, cuaca sangat unpredictable. Jadi siap2 terpanggang bila raja siang menampakan wujudnya, atau basah kuyup bila hujan turun yang disertai dengan badai. Lengkaplah penderitaan ini. Tetapi semua tantangan, halangan dan rintangan tidak menggoyahkan semangat kami. Ini terlihat dari bukti canda, tawa dan pose nakal kami yang kadang2 membuat kapal hilang keseimbangan dan sebuah lagu yang mendadak tercipta dinyanyikan dengan nada yang tidak jelas. Begini liriknya “Naik kapal besar tidak tersedia, naik kapal sedang juga tidak ada, naik kapal kecil terima adja”.

Cuaca sangat mendukung saat keberangkatan kami. Mendung ditambah ikan2 kecil berlompat2 mendekat kearah kapal kami. Suatu pemandangan yang attractive. Namun cuaca yang tiba2 berubah panas membuat kami berebut untuk bertedu. Cover area untuk berteduh limited edition, tidak cukup untuk menapung kami yang lebih dari 20orang saat itu. Jadi hukum sale berlaku disni, siapa cepat dia dapat. Sebenarnya ruang teduh ini hanya untuk melindungi mesin kapal dari panas dan hujan, jadi harus rela kalau si Bapak menggusur untuk memeriksa mesin kapal yang sering terendam air. Jadi kegiatan menggantikan bapak sebagai nakhoda sangat lazim terjadi. Sebenarnya ini pengalaman yang seru juga, jadi tidak heran kalu anak2 saling berebut ingin menggantikan posisi si bapak.

Namun semua ini terbayar oleh pemandangan Makora Island yang sangat indah. Pulau kecil yang berpasir putih terlihat jelas didepan mata. Ingin rasanya menjeburkan diri ke air secepatnya. Makora hanya memiliki pantai sekitar 3 meter yang dangkal, selebihnya jauh menjorok cukup dalam. Dapat terlihat jelas bila memakai google, cukup menegakan bulu kuduk juga memandangnya. Puas rasanya, airnya tenang, jernih dan tidak berombak. Seperti berada di kolam renang raksasa terbuka plus pemandangan alam yang menakjubkan. Pulau2 kecil yang tidak mau kalah unjuk gigi mengelilingi pulau makora, membuat pulau ini lebih exotic untuk dipandang. Tidak rela rasanya meninggalkan pulau ini, begitu tentram dan damai. Jauh dari kehidupan hiruk pikuk kota.
How to get mokora island? Makora dapat ditempuh 1 jam dengan kapal seala kadarnya dari Lahewa, Nias Utara.

How to get Lahewa, Nias Utara? Lahewa dapat ditempuh 2 jam via darat dari Gunung Sitoli, Ibukota Nias.

How to get Gunung Sitoli? Mau tau jawabannya, will be right back after these commercial breaks.

Sabtu, 31 Januari 2009

Singapore is Fine Country

Indonesia terkenal dengan jam karetnya. Tapi yang aku alami ini beda, aneh tapi nyata. Sesuai dengan jadwal keberangkatan, tgl 31 Des 2008 jam 1 siang pas gak lewat gak lebih aku terbang dari Medan ke Batam. Semua tetek bengek uda aku atur seapik mungkin. Hingga2 hitung2an transport yang murah meriah hingga jurus pakar ekonomi sudah aku keluarkan, mengeluarkan modal sekecil2nya and meraih untung sebesar2nya. Kalau aku pergi dengn taksi ke polonia 80 ribu perak (ditempuh dalam waktu 30 menit) dan angkot 15 ribu perak (Ditempuh dalam waktu 1 jam). Setelah berdasarkan hitungan konservatif akhirnya aku jatuhkan pilihan ku naek Angkot.

Waktu yang tepat berangkat dari rumah jam 11 teng, agar tidak menunggu terlalu lama di airport. Menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan. Terlebih2 apabila kita membutuhkan toilet. Yang namanya toilet di Indonesia susah menemukan yang nyaman dan bersih. Padahal seharusnya toilet di airport di buat senyaman dan sebersih mungkin. Karena Toilet di airport adalah fasilitas yang laris manis digunakan oleh passangers. Untuk penerbangan domestik saja passangers harus menunggu minimal 1 jam & internasional 2 jam.

Getar HPku membangunkan tidurku di angkot. Ku masukan tangan ke saku kuraih HP yang terus meraung2 tidak sabar ingin disentuh. Diujung telp terdengar seorang wanita memberikan penjelasan dengan semangatnya. Rasa ngantukku pun hilang, sirna di terpa angin cepoi2 angkot. "Selamat Siang!! Dengan bapak Andi? Saya dari Mandala airlines cuma ingin memberitahukan bahwa check in counter akan ditutup 30 menit lagi." Jelas custemer service mandala. Bagai disambar petir di siang bolong aku terkejut sekaligus ketakutan bukan main sepeti kedatangan malaikat Izrail yang ingin mencabut nyawaku, "Lho keberengkatannya khan jam 1 sekarang 11.15 kok sudah dituutup?" celah ku. "Iya pak pesawatnya mengalami resechedule jadi keberangkatnya dipercepat jam 12.30." Jawab custemer serive mandala. "Kok saya gak di info sebelumya?" tantang aku. "Iya pak kita sudah info semua customer 3 hari sebelumnya, mungkin HP bapak pada saat itu tidak aktif." bela custemer service mandala. "Khan bisa info saya via email." celetukku "Ya sudahlah sekarang saya lagi di jalan, jangan di tutup ya." Jawabku dengan lantang. Pelajaran penting apapun namanya airlines itu tidak pernah salah. Seperti bos dan bawahan. Kalau bos salah wajar manusia, tapi kalau bawahan salah kurang ajar alias stupid f**k idiot.

Terpaksa aku turun dari angkot dan lari tunggang langgang mencari taksi tanpa menghiraukan orang sekeliling yang tertabrak tas ku. Makii2an kecil terngiang ditelingaku. Aku tetep cuek bebek menghiraukan celotehan mereka. "Mau untung malah puntung" gumam ku dalam hati. Apa hendak dikata malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Akhirnya aku datang juga 60 detik teng sebelum counter check in ditutup. Perasaan terharu biru merona menyelimuti diri ku. Hati kecilku berkata "Akhirnya aku terbang juga". Satu informasi yang menyenangkan sekaligus menyedihkan, Mandala airlines telah mengganti hampir seluruh pesawatnya dengan Airbus. Yang menyedihkan seperti moto cheap airlines laennya mereka tidak menyediakan snack on the plane. Pelajaran kedua ada harga ada mutu.


Pemerintah memberlakukan peraturan per tanggal 1 january 2009 bagi yang tidak memiliki NPWP wajib membayar fiskal, by plane 2.5juta and by ferry 1juta. Maka aku putuskan untuk berangkat ke singapore di hari yang sama. Ada banyak counter penjualan ticket ferry singapore di baggage claim area. Untuk ticket return nya dijual seharga SGD18. Tetapi satusnya open date dan berlaku untuk 1 bulan. Karena alasan status open date, takut tidak dapat ferry, aku memutuskan untuk membeli ticket di Batam Centre Seaport. Lagi2 sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepada diriku. Rupanya harga ticket di Batam Centre Seaport lebih mahal. Untuk return ticket dijual seharga SGD27. Informasi penting jangan takut membeli ticket untuk status open date. Karena ferry menuju Singapore sangat buuuaaanyakkk. Ferry pertama berangkat jam 7.00 dan ferry terakhir jam 20.00. Setiap jamnya ada keberangkatan kalau tidak ada alasan maintenace . Alasan klassik yang kerap terjadi di penerbangan Indonesia.

Karena hari ini hari terakhir untuk free fiskal. Jadi para pencinta shopping Indonesia sangat membludak membanjiri fine country ini. Bayangin adja untuk proses mendapatkan visa aku harus rela antri lebih dari 1 jam. Waktu mengantri ini ku menfaatkan untuk men SMS menginformasikan rekan2 sebaya & jeung2 club di Indonesia "aku telah tiba di Singapore". Dengan harapan mereka iri pada diriku yang menghabiskan waktu OLD and NEW di Singapore. Tapi apa yang aku dapat??? Mau tau?? Simak percakapan berikut:

"Halo.. halo... Can see you that sign hah?" Seorang petugas custum dengan logat english chinese nya menegur diriku dengan angkuh. "Oh Sorry I don't read that sign." Jawab ku. Dasar Singapore is fine country. Ini baru di wilayah custom sudah banyak larangannya. Mau tau larangannya!! Dilarang merekam video, dilarang mengambil gambar, dilarang mengaktifkan HP. Beda di Indonesia semua perlengkapan elektronik pada saat proses x-ray scan di letakan di keranjang yang telah di sediakan. Tapi disini semua perlengkapan elektronik harus masuk kedalam tas.

Kluar dari custom area, walah gak kalah banyak larangannya. Bayangin adja begitu masuk MRT & Bus yang lasung nampak serownok adalah sticker larangan. Dilarang membawa binatang peliaharaan, dilarang makan, dilarang minum, dilarang membawa Durian & Dilarang melarang (hehehehhe). Aduh kasian ya orang singapore, mau makan durian adja dilarang. Harus kluarin extra money. Paling tidak harus punya mobil pribadi atau pake taksi untuk membawa durian. Kalau di Indonesia peraturan ada untuk di langgar. Kalau di Singapore berani melanggar? Fine at least SGD500 atau bekerja untuk negara paling tidak selama 3 bulan. Satu hal lagi, senam kesegaran muka dilarang juga disini. Tau khan seneam kesagaran muka. Pemen karet, sampe segitunya permen karet pun dilarang. Ternyata Singapore itu ibarat hidup di sangkar emas tapi tak bebas. Tapi beginilah cara pemerintah unruk menciptakan budaya disiplin. Apapun ceritanya Indonesia I love my country. Ingin rasanya cepat pulang menghirup udara bebas.

Kamis, 29 Januari 2009

2 Days / 1 Night Rafting, Jungle Track & Bukit Lawang Tour

The Itinerary

Day 01:
Arrive in Medan – Medan City Tour
you will be picked up on arrival in Medan, the 3rd largest city of Indonesia after Jakarta and Surabaya. City sightseeing tour visit sultan Deli Palace, the Great Mosque and some shopping centre. Lunch will be coved by own self.

(Rafting in Binge)


Medan – Bingai River Rafting – Bukit Lawang (D)
Depart for Bingai River in Namo Sira-sira Langkat around 1,5 hour drive from Medan. Rafting difficulty of II-III (medium).Depart for Bukit Lawang, check in hotel.(Overnight in Rindu Alam Hotel or similar hotel)
Dinner included



(Bukit Lawang Jungle Track)


Day 02 : Bukit Lawang – Medan (B,L)

After breakfast, depart for Bukit Brisan Mountain to see Orang Utan feeding. Lunch will be in Local restaurant. Depart to Bat Cave. in the afternoon depart for Medan enroute pass palm oil and Rubber plantation.

(Bat Cave)

Tour Package include Rafting
20 Persons = IDR785.000 / person,- (AC Tourist coach)
25 Persons = IDR750.000 / person,- (AC Tourist Coach)
30 Persons = IDR715.000 / person,- (AC Tourist Coach)
7 persons = IDR780.000 / person,- (AC Kijang/Inova/Avanza)

Tour Package Exclude Rafting
20 Persons = IDR535.000 / person,- (AC Tourist coach)
25 Persons = IDR500.000 / person,- (AC Tourist Coach)
30 Persons = IDR465.000 / person,- (AC Tourist Coach)
7 persons = IDR515.000 / person,- (AC Kijang/Inova/Avanza

Limited seat book now
Tour will be held on 1 – 2 April 2009 (any suggestion??????????)
Cancellation Fee : 25% from total amount
Booking fee : 50% from total amount
Last payment : 15 March 2009

PIC :
Indawati

HP : 0813 63444 652
Email : inda_clubz@yahoo.com

Andiez

HP : 0852 9756 0785
Email : andiez_cocoa@yahoo.co.id















Rabu, 28 Januari 2009

Tinggal Klik Untuk Perjalanan Anda


Jenuh dengan seabreg aktivitas kantor yang membosankan? Tidak dapat kosentarasi dengan pekerjaan? Yup… sudah saatnya Ambilah cuti atau R&R (Rest & Relax tapi gak semua company offer untuk benefit yang atu ini. Limitied edition biasa niy tersedia untuk anak-anak NGOs yang berhak mendat 5(five) working days leave once in three months) lalu manjakan diri anda dengan berlibur. Hanya dengan satu klik adja. Tunggu apa lagi? Yuks… mari… cepat keburu kehabisan.

TINGGAL susun jadwal keberangkatan, angat koper, berangkat deh.....ups tunggu doloe, tidak segampang itu kale. Tak selamanya liburan itu berakhir dengan keceriaan. Ada banyak faktor yang membuat liburan anda malah jadi pengalaman buruk. Mau…??? Ya gak lah…!!!!
Apa yang membuat liburan anda menjadi pengalaman buruk? Apalagi jika bukan minimnya informasi anda tentang daerah tujuan, keamanan, kebersihan, kesejukan, ketertiban,, keramatamahan (Kayak 5K adja) hingga kondisi geografis tempat tersebut. Capek dech…???? Bayangkan adja, anda datang kesuatu tempat daerah tujuan wisata, dimana daerah itu sedang dilanda penyakit menular, badai (katrina, thypon, nargis and masih banyak badai-badai laen yang akan menyusul yang gak kalah cantik namanya) atau peperangan. Yang gak kalah serunya anda datang ke suatu tempat dengan pakaian minim (biar mati asal gaya???terutama buat cewek yang hobby ber tank top ria) padahal lagi musim dingin. Ampyun dech…. Bisa-bisa semua bulu ‘ROMA satu lagi dari Mayoret ‘ anda runtok seperti habis di reboisasi.

Jadi, Lupakan cara konvensional untuk berlibur. Kembali ke Lap….top….. Kini dengan kemajuan teknologi, anda sudah bisa mendapatkan seabreg informasi lengkap melalui jaringan internet yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. Jangkauanya pun sangat luas “seperti sinyal Punya Konglongmelarat”, dan terbilang murah meriah, ditambah lagi dengan berita up to date setiap detiknya. Tinggal klik, maka anda sudah bisa mendapatkan informasi sedetail mungkin. Mulai dari perkiraan cuaca, biaya, lokasi, kemanaan, restaurant, toko souvenir, pokoknya campur-campur dech… semuanya ada disini. Sampe informasi ragam budaya local yang disajikan secara attrtive, addictif, kreatif, fiktif, motif , arif hingga inovatif.

Nah Jikan Anda ingin bepergian cobalah untuk menelik melalui internat terlebih dahulu rencana perjalanan anda. Apalagi kini semakin praktis dengan tersedianya situs pariwisata yang memuat info-info dunia jalan-jalan.

10 Tips Perjalanan Anda

Saya yakin apapun bentuk wujud anda (king kong, Keong, bokong, ompong), informasi perjalanan bisa menjadi bekal yang sangat tepat jika anda menghendaki kemudahan dalam perjalan. Untuk idealnya niy saya kasi kopekan 10 tips hal-hal yang anda butuhkan, siapa tau masuk kedalam ujian DEPKEU yang lagi booming.
1. Tujuan.
First in first out. Ya iyalah… tanpa menentukan tujuan wisata anda, bagaimana memulai perencanaan? Ingat kata nenek moyang kita “Naik tanpa perencanaan turun tanpa penghormatan”. Without destination, there’s no place you can go.
2. Waktu.
Waktu sangat menentukan jarak tempuh anda. Duh, bayangin adja jika anda ingin ke Amerika tapi waktu anda Cuma 3 hari, nggak cukup khan? Maknya kalu anda gak ada waktu jangan lupa membelinya di toserba-toserba terdekat. Ingat khan “bahwa uang segalanya” jadi dengan ber-uang anda dapat membeli segalanya.Tentukan juga waktu anda dengan kondisi geografis setempat. Misalnya anda ingin ke jepang melihat bunga sakura, kurang cocok pada saat musim gugur takutnya anda malah jadi ikut par time job di dinas kebersihan Jepang, “jadi tukang sapu” cocok….. yuks… bungkus?
3. Biaya.
Like wise man says, everything has its price. Hal ini sudah dibilang mutlak. Walau di il.mu sosial gak ada yang mutlak. Tapi ini berlaku di ilmu hitam (Kayak mak erot, mak lampir, mak sihir and mak siat).Keterbatasan biaya akan menghambat perjalanan dan tingkat kenyamanan anda. JAdi hitung-hitung dulu dan sesuakain dengan budget code sebelum melakukan perjalanan.
4. Akomodasi.
Manusia membutuhkan tempat berlindung. Jadi sah-sah adja untuk mencari tempat tinggal dan melakukan pemesanan sebelum melakukan perjalanan. Bisa repot kalu anda tiba di tempat tujuan tapi hotel nya sudah fully booked. Mau gak mau anda harus bepetualang mencari hotel yang masih available. (Eits tapi ini gak berlaku buat para backpackers).
5. Tranportasi.
Coba cek, apakah negara tujuan wisata anda mempunyai transportasi umum yang layak konsumsi dan aman ? Kalu tidak, siap-siaplah keluarin extra budget untuk taksi. Yang namanya taksi itu dimana-mana mahal. (Kalau sekali sih, gak maslah, tapi kalu berkali-kali. Bisa gagal maneng gagl; maneng).
6. Food.
Good friend great food. Buat para food lovers ini gak menjadi begitu masalah. Karena setiap daerah memiliki khas kuliner yang berbeda-beda. Tapu buat saya I’d like to hunt food in there, how about you. I am vaario. My name is reyn.
7. Must visit place.
Setiap destinasi memiliki tempat unik yang bisa di kunjungi., baik itu bagus maupun tidak. (Penilaian orang berbeda, memiliki cita rasa dan hasrat tersendiri). Jadi, pastikan anda memilih tempat sesuai dengan daya tarik anda sendiri. Tambahan, jangan lupa untuk memasukan di agenda anda prioritas tempat memilih yang anda kunjungi day by day basis.
8. Iklim/Cuaca.
Iklim atau cuaca apaun namanya. Sangat mempengaruhi aktifitas, pakaian, kegiatan ataupun hobby. Jadi pastikan anda iklim destinasi sebelum memutuskan untuk bepergian. Travelling tanpa mengetahui keadaan yang sedang terjadi di daerah yang di tuju, khan aneh ! Bisa-biswa anda pengenya ke pantai, eh, tahu-tahunya malah winter pula disana, nggak lucu kan… !!
9. Camera & Souvenir.
Kenangan perjalana akan menjadi moment buat setiap orang, baik itu bahagia, sedih, kecewa, lucu yang pastinya berkesan buat anda. Jadi, souvenir dan foto=foto perjalanan atau bahkan video dokumenter akan menjadi panduan anda untuk mengenangnya dimasa yang akan datang.
10. Travel Warning.
Informasi seprti bencana alam dan peperangan patut menjadi pertimbangan sebelum berangkat karena keselamatan adalah hal yang paling penting atas segala-galanya (eits.. tapi ini gak berlaku untuk anak-anak NGOs). Dengan adanya berita destinasi yang up to date, hal-hal yang tidak di inginkan dapat di cegah atau di hindari. Alternatif lain, anda dapat cek di kedutaan setempat atau kantor imigrasi.
Namun jika anda bepergian dengan mengambil paket komplit dari agen perjalanan, tenang saja karena semua itu sudah di atur dan di pertimbangan oleh agen.Ngapaen mesti repot kalu yang gampang ada. Niy silahkan pilih paket wisata yang sesuai dengan kocek anda. Buruan… tempat terbatas….