Jumat, 20 Maret 2009

Kerambah = Kerandah



Lobster yang teraniaya

Sungguh berutung nasib-ku. Hampir tiap weekend aku mendapatkan kesempatan untuk jalan2. Sore itu selepas training badanku penat2 & pegal semua. Sabtu yang seharusnya untuk bersenang2 tapi diisi oleh job search skill training dari pagi hingga sore hari. Begitu training selesai, petualangan dimulai. Petualangan hari ini (14 Maret 2009) mengisahkan kerambah seafood di negri antah berantah.

Dari kejauhan pelabuhan lahewa terlihat ujung tiang2 kapal yang mulai kelihatan hingga tampak jelas dikelopak mataku 2 buah kapal kayu besar berdiri kokoh berlabuh. Disudut kiri pelabuhan kami disambut oleh bangkai2 perahu kecil yang berserakan tak menentu arah. Disudut sebelah kanan tampak nelayan sedang sibuk bercengkram dengan mesin2 tua perahu kecilnya yang dimakan usia yang harus bersaing dengan kapal yang lebih baru, besar & kokoh.

Tampak jelas keceriaan di raut wajah anak2, bermain, melompat dari kapal ke air laut yang sudah terkontaminasi dengan minyak polusi dari kapal. Sedikitpun tak terbesit di raut wajah mereka akan penyakit kulit. Anak2 dipingir pelabuhanpun tak mau kalah unjuk gigi, tertawa, bercanda sambil mengkayuh sepeda butut milik mereka.

Setelah hampir 15 menit perahu yang kami tungu2 tiba juga. Sebuah perahu tua yang dikayuh sedikit demi sedikit merapat ketepi pelabuhan. Kami yang hampir 10 orang menurut skenario harus dilansir 2kali. Setelah malakukan proses ritual bersandar ditepi pelabuhan, mesin tua perahu mulai dihidupkan. Bim salah bim!! Apes mesin tak dapat dihidupkan. Kami memberikan kesempatan bapak itu untuk memperbaikinya. Waktu berjalan terus tanpa ada kompromi, kami mencari alternatif laen karena sudah menunggu lebih dari 10 menit.

Sebuah perahu lumayan besar dengan seorang anak laki2 kelas 3SD bermarga Zalukhu & ayahnya siap menampung dan menghantarkan kami ketujuan. Ditengah perjalan suasana riang & gemberia menyelimuti hati kami. Mentari mulai merapat ketepi Barat. Tapi sunset yang aku tunggu2 tak tampak jelas dilaut. Sinar mentari memantulkan cahaya dipepohonan kelapa dipinggir pantai. Sunset yang berbeda, tampak pemandangan air laut biru temaram kegelapan & kontras dengan pemandangan di tepi pinggir pantai pepohonon kelapa berjejer rapi yang diterangi sinar mentari terbenam. Wahhh indahnya.

Ritual merapat ke kerambah sedikit mengalami gangguan tekhnis, karena kerambah ini tidak di design untuk berlabuh kapal berukuran sedang seperti yang kami tumpangi. Kalau saja perahu ini menabrak kerambah pastilah ikan, lobster, kepeting beserta teman2nya akan kabur terbirit2 melarikan diri kelautan bebas. Berkat keuletan Bapak penjaga kerambah kami dapat berlabuh dengan benturan sedikit nakal. Tak pernah kubayangkan sebelumnya dapat memegang lobster & kepiting hidup2. Takut juga sebenarnya, tapi takut diejek penakut kuberanikan tuk memegangnya. Rupanya cepit kepitingnya sudah diikat dengan tali, perasaan aman pun meningkat diiringi kepercayaan diri.

Ditengah keasyikan kami bermain dan bercengkram dengan binatang2 laut. Tiba2 byurrrrrrr. Teman kami Jhonter Hutabarat alias Jhonter West menjebur dilaut. Spontan anak2 teriak “tulang, west HPloe mana?” termasuk aku yang P3 (Pura2 perhatian). Dengan tenang siwest menjawab “sudah aman kok dikantong saku-ku”. Doooong serontak kami tertawa terbahak2. Jhonter dodol ya rusaklah HPnya terkena air laut.

Puas setelah menyantap seeafod dengan hasil tangkapan sendiri, maksudnya hasil tangkapan kerambah. Ikan kerapu, lobster & kepiting semuanya manis2 fresh graduate. Kok manis perasaan nyucinya diair laut hehheheheh. Dasar manusia kalau the power of kevevetnya timbul, tak inget teman. Semua air habis diembat, yang tersedia hanya tinggal bir. Termasuk anaknya si nelayan minum bir juga yang dikasi oleh ayahnya. Anak sekecil itu uda dikasi bir, kalau sudah besar dikasih apa ya? Secara aku baru mengenal minuman alkhol pada saat kelas 2SMA itu pun karena ada pelajaran bartending.

Tak terasa mentari telah digantikan dengan rembulan. Saatnya pulang, perjalanan tersingkat yang pernah aku lakukan, pulang pergi 3jam, kerambah. Fuihhh rupanya perahu kami tidak dilengkapi dengan lampu. Was2 juga saat berlambuh dipelabuhan takut nabrak. Karena takut nabrak seperti kejadian kapal Titanic, kami menyoroti pelabuhan dengan HP. Gak ngaruh kali. Untung pak Nelayannya hapal dimana posisi kapal kami harus menepi. Aku tercengang liat anak nelayan yang sibuk mengutak atik mesin yang mengetahui kapan saatnya mesin dimatikan dan ayahnya sibuk mengemudikan kapal. Kalau semenit aja kapalnya mesinnya terlambat dimatikan, jadilah perjalanan kerambanh menjadi jalan menuju kerendah.
Pictures by Indie@rt

20 komentar:

  1. Hei...sorry Sob, kmrn2 inetku kacau jd baru smpat visit nih,
    Aku follow km ya, ntar gantian km jg follow aku. Gimana??

    BalasHapus
  2. jiahhhh, pingin nih lobsternya mas, seru bgt , jalan2 terus nangkap sendiri, terus bakar2 pinggir pantai ... muntapppsss :D

    BalasHapus
  3. ihhh lobster'y gede bgtt
    lo ga takut pa megang lobster smbil snyum gtu?

    BalasHapus
  4. Jadi ingta waktu kecil ndiez, bercengkrama dengan laut

    BalasHapus
  5. lobsternya sepertinya enak

    BalasHapus
  6. weeww
    t4 dq penghasil ikan
    tp "produk2 laut yg bagus2" pada ngilang?
    termasuk lobster...hiks

    BalasHapus
  7. woee...mau mau...bagi lobsternya...casual cutie blm pernah makan lobster...

    BalasHapus
  8. wOw...besar banget lobsternya?? "biasa aja kali, zan"

    enak tuh pasti..dah lama aku nggak makan lobster. dah dari 20 tahun yang lalu...Lho?

    :D

    salam kenal..

    ada PR tuh buat kamu...mau kan??

    BalasHapus
  9. wOw...besar banget lobsternya?? "biasa aja kali, zan"

    enak tuh pasti..dah lama aku nggak makan lobster. dah dari 20 tahun yang lalu...Lho?

    :D

    salam kenal..

    ada PR tuh buat kamu...mau kan??

    BalasHapus
  10. walah jadi pengen makan lobster, traktir dongggggggggggggggggggggggg

    BalasHapus
  11. waee...lobsternya bagi donk kang..

    BalasHapus
  12. Besar sekali dapet lobster, wah dipanggang uenak tenan

    BalasHapus
  13. Lobster rebus pake sambal bangkok..hmmm pasti enak bgt...

    BalasHapus
  14. wiw..keren abiz...apalagi lobsternya, wenak banget pasti..heheh

    BalasHapus
  15. enak ya bisa melancong terus

    BalasHapus
  16. Pengalaman Yang berharga....Bisa jalan2 truss....asikk banget tuhh...hwhehehe...Peace...

    chalief

    BalasHapus
  17. perdana nih.
    salam kenal ya dr sesama penyuka travelling.:)
    du kayaknya lobster diatas itu enak bgt.slurpppp...
    BTW kapan nih ke kalimantan (borneo)???

    BalasHapus
  18. lobsternya nangkep sendiri yah, wuahh hebat-hebat.

    bisa nyantap sepuas--puasnya tuh

    BalasHapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Jangan sungkan tuk ninggali komen. Plissssss