Aku dapat rekomendasi dari dokter kantor supaya mengunjungi dokter gigi di RSU Gunung Sitoli (kalau masih lupa base aku di Lahewa, Nias Utara. Gunung Sitoli Ibukota Nias. Catet & garis bawahi, bila perlu memorikan di HP. Biar gak pada nanya lagi) . Karena direkomendasikan dokter kantor, jadi perjalanan aku di provide mobil kantor.
Setibanya di RSU Gunung Sitoli, aku harus melalui proses wira wiri, tendang sana tendang sini, lempar sana lempar sini, akhirnya suster memanggil aku. Terkejut, tersentak, terkulai lemas. Kok aku di bawa ke poli bedah. Hati kecil ku bertanya2 apa gigiku mo di bedah yak. Padahal pada saat pertanyaan data sensus penduduk diacara wira wiri tadi, aku uda jelasin kalau aku sakit gigi. Alasan klasik yang sering timbul di RS kempung….. kata dokter bedahnya dokter giginya lagi gak masuk, makanya aku di over ke dokter bedah. Dokter gigi ama dokter bedah perut kembung makan ubi gak nyambung la ya bi. Capek deh……
Rekan2 sesama PSK (baca artikel “asyiknya jai PSK" dibawah mengetahui lebih lanjut PSK), menganjurkan aku untuk ke Puskesmas Fodo. Puskesmasnya ampun gedek banget, wajar karena mendapat bantuan dari berbagai mercy (NGO/LSM) berbagai negara. Degan rasa percaya diri, yakin berjalan menuju meja registrasi. Yang ini lebih aneh, kata mbak yang jaga, dokter giginya tugas hanya 3 kali seminggu Senin, Rabu & Jum’at (heran kayak kursus adja). “Kok Bisa? Masyarakat sini sakit giginya seminggu 3 kali ya mbak?" Ketusku bertanya pada mbak penjaganya sambil menahan gigiku yang ngilu. “Kalau hari laen dokternya tugas di OBI (Obor Berkat Indonesia)” jawab mbak dengan acuh tak acuh.
Bergegas ke OBI. Lagi2 untung tak dapat di raih malang tak dapat di tolak. OBInya lagi merahabilitasi dan Konstruksi kantor. Jadi dokternya nganjurkan aku untuk kembali pada selasa. Maksud loe, aku suruh nahan sakit gigi ampe selasa, plis deh!!! heran pada muncul kepribinatangnya para dokter disini!!! Usut punya usut, Tanya punya Tanya, seseorang tak dikenal menyarankan kami di suruh ke poliklinik gigi di jalan gomo, gunung sitoli. Tempatnya ma'af seperti panti pijat, gorden putih kucel menutupi ruang praktek, gak mirip sama sekale poloklinik gigi. Ada 2 pasien yang sedang menunggu di luar dengan menutup gigi mereka dengan sapu tangan dan air liur menetes dibibirnya. Masuk nggak, masuk ngak, yawda coba deh… setelah menunggu beberapa saat, aku melihat seorang bibi kluar dari pintu praktek yang beralaskan sandal swallow dan mengenakan daster dengan seorang pasien. Aku kira itu pembokatnya, “bi dokternya ada yak?” Tanyaku penasaran. “aku mas tukang giginya” catet tukang gigi. Pantesan kirain dokter gigi jelas adja tampengnya aneh. Menggumpulkan sekuat tenaga kabuuuurrrr yuk mari……
Jadi satu hari ini mencari dokter gigi di Gunung sitoli bak mencari jarum dalam jerami. Karena tidak ada tujuan (tak ada rotan akar punjabi), aku mengusulkan untuk melihat musum pusaka Nias, Gunung Sitoli. Secara uda hamper 3 taon di Nias blom sempat berkunjung. Susah banget membujuk rekan2 PSK untuk mengunjungi museum. Aku baru menyadari begitu rendah apresiasi masyarakat Indonesia terhadap museum. Terpaksa aku keluarkan jurus untuk memberi pengertian terhada rekan2 PSK. Begini bunyinya "Museum itu tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda2 bukti materiil hasil budaya manusia serta alam & lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan & pelestarian kekayaan budaya bangsa. Begitu penting museum untuk kehidupan kita, tetapi di ajak melihat adja kok susah. Giliran diajak ke pantai semua pada hadir". Dengan sedikit wejangan tadi akhirnya aku berhasil mengajak rekan2 PSK ke museum pusaka nias.
Diluar gedung exhibition terdapat beberapa patung megalit peninggalan zaman batu. Mataku tertuju pada beberapa patung megalit yang srownok. Maaf anunya, barangnya, urat kemaluan laki2 lagi pada ereksi tegangan tinggi. Setelah tertawa terkeukeuh2 melihat patungnya eh otomatis gigiku sembuh. Musuem dokter gigi yang mujarab. Rupanya masyarakat nias tempo dulu suka tampil porno gartis. Terbukti dengan hasil2 karyanya yang vulgar. Untuk melihat kebun binatang dan bermaen di pantai tidak dipungut bayaran lagi, tapi untuk memasuki wilayah exhibitionnya dipunggut bayaran Rp2.000/org dewasa.
met long week end ya dengan kisah perjalanannya yang mantap2... oouuwww.. pertamaxxxxxxxx
BalasHapusWah kisah perjalanan yang menarik. Selamat berlubur dan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
BalasHapusHave a good vacation dan smoga terlepas dari derita sakit giginya.
BalasHapussalam kenal
aduuuh asik ya jalan tyus..ikuuuuuuuut
BalasHapuswah, pasti keren banget patung2nya, salut masih terawat sampai sekarang.
BalasHapusBTw kalau susah cari dokter gigi, mendingan makan cabe yang banyak biar cepet sembuh hehe
met liburan ...
aduh...kyakx g segitu bnget dech...
BalasHapusscara elo lgi skit gigi..
psti g mnikmati bnget kn jln2 k museum.hehehe...
(jd lagu meggie z g b'laku donq....)
apalagi b'sua dgn patung yg t'pampang d blogmu.
hahaha...just kidding,friendz.
oc. qutungggu ur next story y.cheers n peace
aduh...kyakx g segitu bnget dech...
BalasHapusscara elo lgi skit gigi..
psti g mnikmati bnget kn jln2 k museum.hehehe...
(jd lagu meggie z g b'laku donq....)
apalagi b'sua dgn patung yg t'pampang d blogmu.
hahaha...just kidding,friendz.
oc. qutungggu ur next story y.cheers n peace
wehehehe ada ada aja tuh yang bikin patung. waktu bikin bagian yang itu lagi mikir apa ya dia
BalasHapuswuahahaa.. judulnya gokil abis,...
BalasHapustarian serampang.... wih.... aku di sambuat tarian serampang di blog yang penuh dengan hijau pepohonan, membuat adem mata untuk memandang... salam kenal bung!
BalasHapusYahhhh sayang banget tiket hangus kaga kepake..
BalasHapusCoba dikasih ke gw...gw jual tuh tiket ke orang lain....hehehehe
nice posting n nice trip mas....kali aja lain waktu liburannya ajak ajak mas...apa lg dibayarin gratis brangkatttttttttttt
emang seronok beneran tuh patung-patung...
BalasHapussaya konform dulu nih nanti sama adik saya yang kebetulan tinggal di nias
patung yang jujur... kakaka
BalasHapusSORRY TELAT BACANYA....emang baru nemu...postingannya seru2 yah...mudah2an mentri pariwisata baca ya...biar di explore pariwisata Indonesia...
BalasHapus