Sabtu, 14 Maret 2009

Merana, Menari, Menara

Mobil amfibi office-ku niy. Di darat Oh, di air Yes & di udara Oh No. kalau digabungi oh yes oh no


Sampe tulisan ini aku terbitkan Nias masih terbagi 2(dua) kabupaten. Kabupaten Nias yang beribukota Gunung Sitoli dan Kabupaten Nias Selatan yang beribukota Teluk Dalam. Seperti daerah laennya di Indonsia yang lagi sibuk dengan pemekaran, Nias juga terimbas dengan isu pemekaran yang belum tentu menuju kearah yang lebih baik. Penduduk yang mendiami Nias Utara (saat ini termasuk wilayah administartif Kabupaten Nias) mengusulkan untuk membentuk Kabupaten Nias Utara yang akan beribukota di Lahewa. Kalau doa penduduk Nias Utara terkabul menjadi kabupaten baru, maka tidak tertutup kemungkinan Kabupaten Gunung Sitoli akan menjadi kotamadya satu2nya di Indonesia yang pernah aku tinggali yang hanya memiliki satu buah lampu merah yang tidak beroperasional dan satu pasar sialan (pasar swalayan) yang bernama Anggrek, harganya ajubilah minjalik. Karna satu2nya one stop shopping si pemilik gak pikir2 menaiki harga hamper dua kali lipat dari harga normal. Maleskan….!!! Makanya aku lebih memilih untuk membeli barng dibeberapa toko yang berbeda untuk mengikat pinggang. Kalau disurvei, Nias termasuk salah satu daerah yang termahal di Indonesia. Sebagai gambaran Nasi dengan sepotong ikan sambal sepuluh ribu perak, nasi dengan sepotong ayam goreng lima belas ribu perak, sepiring nasi putih lima ribu perak de el el. Sebelum gempa harga2 barang masih relative normal, namun setelah gempa dan dipenuhi oleh PSK, harga barang melambung tinggi. Salah satu dampak negative PSK adalah meningkatnya harga barang di TKB (tempat kejadian bencana).

Tak terasa sudah hamper 3 taon aku beradia dipulau Nias, jadi wajar kalau banyak daerah2 yang telah aku kunjungi seperti; Gido, Lahewa, Sirombu, Gomo, lahusa, teluk dalam, Tefa’o de el el. Setelah sekian lama baru aku menyadari, kalau Teluk Dalam sebagai daerah satu2nya yang akhiran-nya berhuruf konsonan (kalau ada yang laen don’t hesitate to tell me). Selidik punya selidik, entah masyarakatnya yang gak bisa mengatakan huruf konsonan diakhir kata atau kebiasaan masyarakat yang menghilangkan huruf konsonan diakhir kata setiap mereka berbicara. Makanya gak ada nama daerah yang berakhiran huruf konsaonan kecuali Teluk Dalam. Pernah pada saat aku sedang di teluk dalam seorang bapak yang diwarung kopi dengan ramahnya menawarkan aku sesuatu. ”mari dudu, maka maka kaca, baca-baca kora” "makan kaca?" Tanyaku dalam hati. eh ternyata maksud sibapak menawarkan aku untuk duduk makan-makan kacang dan baca-baca koran. Salah seorang temenku Tender pernah bercerita tentang kasus selisi paha suami istri yang sedang ditangani oleh kepala adat. Dasar tender pinter banget mengarang cerita maksudnya rupanya selisih paham. Yang paling aneh "batu" adalah makian di Nias (catet dan garis bawahi). Jangan sekali2 mengatakan batu dengan orang Nias, karena beberapa wilayah mengganggapnya sebagai makian. Kalau dilanggar siap2 mentraktir makan orang sekampung sebagai hukumannya. Batu kalau bahasa kerennya sepeti F**k gitulah kira2.

Setelah hampir 3 taon berada di Nias inilah yang kurasakan :

Merana, so pasti ada beberapa hal yang membuat aku merana, merinti & meronta disni. Tapi buat sebagian orang itu mengasyikan. Jadi boleh dibilang 50 :50, phone a fiend or ask the audience tuk hasil yang lebih baik.
Pertama
mati lampu menu wajib disini. Beruntung penduduk gunung sitoli yang merasakan mati lampu hanya 2-4 jam perhari secara bergilir. Aku yang kebetulan tingal dilahewa meraskan mati lampu sampe 12 jam perhari. Kalau sudah mati lampu berarti kota mati telah tiba. Tak ada yang mo dikerjakan kecuali masyarakat yang sudah berkeluarga sibuk memproduksi di pulau kapuk. Tapi hari Minggu buat aku hari yang spesial, lampu 24 jam non stop on terus gak ada matinya, karena penduduk Nias mayoritas beragama Kristen agar tidak mengganggu proses ritual religius.
Kedua
Gempa kecil, gempa susulan, gegap gempita kerap terjadi diNias. Hampir tiap minggu kami meraskan gempa kecil2an, kalau dalam seminggu adja tidak terjadi gempa aku sangat merindukan goyangnya. Abis enak, seruh, serem jadi satu. Susah tuk ngungkapinya. Rasanya beda adja, Cuma disini aku sering merasakan gempa.
Ketiga
Banjir. Bila hujan turun dengan deras selama 3(tiga) hari berturut2 sudah pasti banjir akan datang. Beruntung kami memiliki mobil yang canggih. Cuma disini aku bisa merasakan mobil berjalan diatas air yang tergenang seketiak orang dewasa. Rasanya seperti mobil amfibi. Didarat yes diair ok. Tetapi setelah sampe dirumah pengalaman seruku berada diatas mobil amfibi berubah jadi malapetka. Astaga naga ular sanca ular kobra, Kasurku, HP Motorbecak-ku, HP Nokoi-ku, barang2ku basah, rusak semua diterjang banjir yang tidak berperikebinatagan.

Menari ya jelas dong karena Nias surganya seafood. Pernah aku melihat Gurita yang beratnya ampe 30kilo dan ikan segedek gaban. Udang & lobster juga melimpah ruah. Selaen itu Nias juga terkenal dengan pantainya yang indah. Kalau punya dunia petualang bisa menjelajahi pulau2 kecil yang mengelilingi Nias dan pantai yang masih perawan. Yang paling terkenal pantai sorakhe yang pernah menjadi tempat even pertandingan surfing tingkat internasional. Gak terlalu jeleklah. Jadi buat penyatap seafood you are welcome dan pencinta surfing you are more than welcome.

Menara salah dua provider HP berada di dekat tempat tinggalku. Tapi walaupun menara pemancar dekat rumah, sinyalnya sering bestatus itil (ilang timbul). walau uda ngaku sinyal kuat padahal PPK (pura pura kuat). Untuk mengatasi dilemma ini rekan2 sesama PSK sering menggunakan 2(dua) HP dari operator yang berbeda. Kenapa Cuma 2 HP? Karena di Lahewa, Nias hanya ada 2 provider. Siapa adja providernya? Males ah jawabnya, nanti providernya iklan gratis. GPRSnya lemot kale seperti keong, bahkan sering ditengah perjalanan GPRSnya mati dan minta direconnect lagi. Kesel khan?? Jangan Tanya 3G, 3G blom sampe Nias, masih terdampar diSobolga kota terdekat. Trus jangan harap telpon bisa berlama2, dalam hitungan tidak lebih dari 1menit telpon akan mati, kalau orang yang suka ngerunmpi ditelpon dengan berat hati harus menyambung lagi. Kalau tarifnya flat masih mending tapi kalau promosinya berlaku setelah bebicara dimenit ke-2 gondok khan!!

Hidupku di Nias kini tak lebih dari sekedar permainan marana, menari dan menara. Tapi aku yakin suatu hari nanti, aku pasti sangat merindukan Nias. Detik2 keberangkatanku mulai terlihat jelas diambang mata. 31 Maret 2009 aku akan meninggalkan pulau ini. Cukup berat, sedih, terharu biru, berat rasanya melangkahkan kakiku tuk meninggalkan pulau surga yang tidak terkuak ini. Bukan perpisahan yang kusesali tapi pertemuan ini. Bagaimanapun aku harus pergi, pulau ini sudah tidak membutuhkan orang2 seperti aku lagi. Program utama organisasi tempat aku bernaung telah selesai membangun 2.100 unit rumah untuk korban gempa bumi di Nias. Artinya aku juga harus sudah selesai.

24 komentar:

  1. pertamaxxx...
    gmn nih... mana janjinya katanya bisa tenar hanya dengan membawa komn ke sini???

    BalasHapus
  2. 'komen' mksd na :) hehehehehe... itu kebanjiran parah amad kang :) bisa pada masak indomie gk tuh???

    BalasHapus
  3. blogwalking ikut2an :)

    BalasHapus
  4. Wow, nias memang kadang membuat kangen, setelah dari nias kemana bung...?

    BalasHapus
  5. wah postingannya puannjaaanggg buanget yah, mpe keringetan ngebacanya. hehe...*lariii ah ambil minum

    BalasHapus
  6. untung tu mobil nggak jadi kecebong hehehhe

    BalasHapus
  7. wah sorry genial klu lom tenar. Makanya sering2 komen.

    Buat bung suryaden, habis dari NIas mo gabung dgn palang merah di Jakarta..

    THanks buat semua yang uda kome. Terutama yang bersifat membangun.

    Ciao

    BalasHapus
  8. oh bang andiez itu sekarang lagi di nias ya ?? ya seef lah, walau merana, tetap aja banyak temen di dunia blog hehehe

    pernah nyoba lompat batu ??

    BalasHapus
  9. kwakakak..
    dhe cm ngakak aja lah :P

    BalasHapus
  10. saya klo nelp adik yang di nias, nunggu dia miskol dulu baru bisa nyambung. tentang gempa kecil2 itu, adik saya juga bilang itu menu wajib harian...serem amat ya

    BalasHapus
  11. Aku pilih bagian menarinya aja deh....pasti enak banget makan seafood yg banyak pilihannya.

    btw apa seafoodnya mahal juga...?

    BalasHapus
  12. ikut prihatin dengan keadaan indonesia sekarang ini :(

    BalasHapus
  13. blom pernah ke pulau Nias nih aku ..
    btw, bagaimana dengan masyarakat di sana ... apa nerima saja kalau listrik mati itu wajib, di sini mati satu jam an saja dah dituntut pimpinan perusahaan listrik nya, tapi banyak perusahaan listrik swastsa di sini,

    BalasHapus
  14. kirain cuma Jakarta n Balikpapan yang taraf hidupnya tinggi... di Nias juga ya?

    BalasHapus
  15. Duh mobil siapa tuh mas ...

    Maaf baru sempat berkunjung balik, salam kenal juga yach ...

    BalasHapus
  16. ntar kan sewaktu-waktu bisa main-main ke Nias lagi melepas kangen

    BalasHapus
  17. bahas NIAS seolah impian terbengkalai..., sy cm baru kebagian kunjung pulau Mursala. dan yang lebih "menyakitkan" gak ada ksempatan Diving di air terjun bablas cemplung laut di pulau ini.

    1'st time....nyukit on the BLOG

    BalasHapus
  18. mati lampu kaya di lombok mas...tapi masih mending gak tiap hari....

    BalasHapus
  19. casual cutie ga pernah ke nias...yooo bang..undang casual cutie ke nias donk

    BalasHapus
  20. nah baru bisa komen nih ...
    duuuuuuhhhhhhh jadi pengen ke Nias mengunjungi pantai-pantainya :)
    diposting donk foto-foto pantainya ... pasti indah kayanya :)

    BalasHapus
  21. tanpa listrik selama 12 jam...
    wah aq g bisa bayangin dech
    hidup tanpa listrik
    aq bayangin dulu ya... :)

    BalasHapus
  22. klo dah bubar BRRnya
    mampeer kemari ya broow?

    BalasHapus
  23. Duh kecian.... komplit bener bos, heee....

    BalasHapus

Jangan sungkan tuk ninggali komen. Plissssss