Jumat, 27 Februari 2009

Tak Kan Lari Nunung Dikejar

Keren juga posenya si Minah

Bosan dengan ritual malam taon baruan, dari taon2 ke taon, untuk merayakan old and new hanya untuk melihat kembang api, kongkow2, renungan suci (make a wish) dan puncaknya clubbing. Perjuangan melihat kembang api cukup melehkan tidak sebanding dengan yang dilihat, hempit2an, tunjang2an, tendangan2an. Pada hal dari taon ke taon gitu2 adja gak ada peningkatan dan perubahan. Maleskan…!!!! Malam taon baru 2007 kemaren tampil beda, permintaan teman2 untuk merayakan taon baru di Bukit Lawang aku kabulkan. Secara aku khan ketua suku, jadi hak veto ada diaku. Karena rencananya dadakan, minim budget, akhirnya kami putuskan untuk melakukan perjalanan dengan angkot PISSSSS (paket irit sekali sehingga selonjor saja susah).

Perjalan dimulai dari Bandara polonia dengan KPU (koperasi Pengangkutan Umum) menuju ke terminal Pinang Baris. Supir angkot sibuk menyuruh kami duduk 6 8 (enam lapan). Barisan dibelakang supir harus 8 orang dan sebelahnya 6 orang, (Seperti mo di photo adja harus rapi pake aturan. Heran dech… !!!). Mau menempatkan bokong adja susah banget. Kebetulan orang2 yang sebaris dengan aku segedek bagong. Harus berhempit2an ria. 6 8(enam lapan) cocok untuk orang2 kemaren (kerempeng mana keren). Trus perjalanan dilanjutkan dengan bus busuk menuju bukit lawang. Dewi fortuna lagi cuti sakit hari ini, kesialan tidak henti2nya menghujam kami, hampir semua bus ke Bukit Lawang penuh. Gang di bus sudah penuh sesak dengan orang2 berkeringat, busnya hanya difasilitasi AC (angin Cepoi2) doang. AC yang sebagai mediator pengantar aroma theraphy keringat asam manis ke seluruh penjuru bus. Gang dibus sudah mirip gang senggol. Maju kena, mundur kena. Ransel dipunggungku sebagai senjata utama untuk menyingkirkan orang2 sekitarku. “Mas ranselnya dong nyenggol kita” kata seorang penumpang yang berada di belakangku sambil menjauh dariku. “maaf mbak, iya niy memang ransel sekarang payah diatur” Jawabku penuh dengan penuh canda. Syukur setelah 1 jam berdiri ada penumpang yang turun. Akhirnya aku dapat menikmati sempitnya kursi bus busuk ini. Tetep dengan kursi 3(tiga) kiri 3(tiga) kanan, mati gaya, gak bisa bergerak dikitpun. Ramuan BKpangkat3 (bau kaki, bau ketek, bau keringat) tercium tajam dihidungku. Menggugah selera untuk mengeluarkan yang ada didalam perutku.

Perjalanan memakan waktu 3(tiga) jam dan jalannya banyak yang berlubang. Kepala saling beradu, tangan saling meninju, badan bertahan kaku, karena ulah oak supir. Heran supir busnya bukan menghindari lubang tapi hobbynya mencari lubang seperti pengantin baru yang lagi kejar setoran.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan & penuh rintangan, akhirnya tiba juga tempat yang dinanti2 kan. Waaahhhhh Bukit Lawang, sekali dayung 2 3 pulau terlampaui. 3 in 1 dalam satu paket isinya terdapat 3 objek, sungai yang airnya jernih, hutan tropis yang lebat dan orang utan yang hanya terdapat di pulau Sumatra & Borneo. Bukit lawang terletak di bagian timur gunung leuser dengan populasi orang utan lebih dari 5000 orang (orang ataw ekor yak). Kami menginap di Ecolodge Hotel dengan desain natural. Dinding terbuat dari tepas, genteng terbuat dari daun rumbia. Perpaduan natural yang solid. Rata2 penginapan dan restaurant di Bukit lawang memiliki arsitektur yang natural terbuat dari ranting, dahan dan kayu.

Pagi itu tidurku semakin terlelap oleh air sungai Bahorok yang mengalir gemericik, angin semilir menghembus halus gorden, serangga2 mengeluarkan suara2 secara bergantian seperti lagu pengiring tidur yang menina bobokan kami. Raja siang mulai menyinari bumi yang menorobos celah2 dinding tepas kamar yang membuat tidurku terjaga. Siallll…….!!!!!Bangun keesiangan, gatot (gagal total) rencana hari ini. Seharusnya jadwal pagi ini melihat pemberian makan orang utan. Mau apalagi…!!! Setelah sarapan di ecolodge salah dua orang dari waiter restoran memberitahu kami bahwa ada objek laen yang dapat dilihat. gua kelelawar. Sesuai namanya gua ini berisi kelelawar dan batu megalit runcing yang menggantung di langit2 gua.

Ternyata pemberian makan orang utan pake shift. Jam besuk pertama pukul 8:30 - 9:30AM dan jam besuk kedua pukul 3:00 - 4.00PM. Sore itu juga kami berniat untuk melihat orang utan. Padahal kaki aku uda mo patah menjelajahi gua kelelawar. Untuk melihat orang utan tidak segampang yang aku bayangin.
Pertama, dengan arus sungai yang maha dasyat kami harus menyebrang sungai dengan tongkang (perahu kecil) yang melawan arus. Trus abang tongkangnya cuma pake CD doang, tampangnya hancur abis, badan udah tinggal tulang, kerempeng, plus bimoli (bibir montok 5 inci).
Kedua, Niy dia kerjaan yang paling gue malas, tempat pemberian makan orang utan harus mendaki sekitar 45menit. Jalannya licin, dan banyak pacat. Butuh extra hati2 tingkat tinggi. Jijai bajjai dech…!!! Tapi terharu biru juga sih dari sekian banyak pengunjung yang melihat pemberian makan orang utan hanya kami bertiga orang Indonesia sisanya bulek. Jadi dapat perhatian extra. Dibantuin photo dengan orang utan, boleh bantuin ngasih makan orang utan, walau agak takut2 juga. Sipawang orang utan udah teraik2 di belakangku agar tidak mendeketi Minah. Siapa yang tau kalau itu minah. Gak ada bacaanya trus tampang orang utannya sama semua. Bukan salah aku kalee. Aduuuuhhhh halusnya tangan si minah yang mangambil pisang dari tangan ku. (Minah adalah orang utan yang paling agresif, selalu mengambil jatah makan temannya. Hampir semua orang utan takut dengan si minah. Minah berubah menjadi agresif sejak anaknya diambil oleh pemburuh). Tidak setiap pemberian makan orang utan selalu datang orang utannya. Apabila tidak datang maka rehabilitasi bisa dikatakan berhasil, artinya mereka dapat kembali kehabitatnya mencari makanannya sendiri. Tak kan lari nunung dikejar. Lucky us, shift pagi tadi orang utan kesiangan juga bangunannya, jadi gak ada yang datang, malah shift sore kami dapat melihat 5 ekor orang utan.

Turun dari tempat pemberian makan orang utan, nampak pemandangan yang janggal, disungai banyak sekale orang2 Indonesia yang berkelompok2, malu aku ceritainnya, jauh2 dari berbagai penjuru hanya sibuk mandi2 di sungai, berenang2 gak jelas. Pokoknya uda gak nampak lagi kaalu itu sungai tapi sudah mirip seperti lautan manusia. Mau gerak adja susah saking bejibunnya manusia, apa lagi renang. Kalau Cuma mandi kan bisa di kolam renang atau kamar mandi. Cukup ironis tak jarang dari mereka gak tahu kalau Bukit Lawang terkenal dengan pusat rehabilitasi orang utan. Yang mereka tahu hanya sungai Bahorok.

Catatan kecil:
Kalau berniat pergi ke Bukit Lawang hindari weekend & hari libur agar tidak crowded penuh dengan lautan manusia renang gak jelas di sungai Bahorok.
Orang utan adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang berbulu kemerahan, terkadang cokelat, hidup hanya di Pulau Sumtra dan Borneo. Mereka memiliki tubuh yang gemuk, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.
Orang utan memiliki indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap dan peraba.
Orang utan besarnya kira2 2/3 dari ukuran gorilla. Untuk betina tingginya 0,8 – 1,1m dan beratnya sekitar 59kg. Sedangkan Jantan tingginya 1 – 1,4m dan beratnya sekitar 90kg.
Kamarnya yang natural

18 komentar:

  1. aihhh seru tuh brother,

    btw semuanya di medan ya ??

    BalasHapus
  2. Yang bukit lawang cuma 3 jam dari Medan pake bus sealakadarnya.

    Maenlahhhhh seruk kok.

    BalasHapus
  3. wuahh, dq lum pernah maen ke sono lae
    jd pengen juga tuh klo ada kesempatan liburan..makasih infonya yyoo

    BalasHapus
  4. alam di sana memang sangat beda dengan jawa yang udah sangat pengap, jadi pengin juga, ah tapi mana mungkin... jauhnya brom nunggu sharing selanjutnya ajalah

    BalasHapus
  5. Wah...seru banget petualangannya
    tapi kok ada foto temen saya dipasang ya?
    Tuh si Minah..he..he

    Salam kenal ya
    Makasih udah mampir ke blog saya..
    Aku link, please link back ya

    BalasHapus
  6. hehehehe
    kayaknya syik juga ya..
    jadi pengen bro..
    oiya, ceweknya sana cantik cantik ya???

    BalasHapus
  7. wALAH SERU BANGET TUH PASTI,AKU BACANYA SEOLAH - OLAH ADASITU .JADI PENGEN KEMEDAN LAGI NIH.tHANKS YA UDAH BERKUNJUNG

    BalasHapus
  8. weleh..kamarnya pake kelambu..kyk jaman raja2 hihi..

    BalasHapus
  9. wah, seruuuuu!!
    kapan-kapan aku juga pengen jalan-jalan ah

    BalasHapus
  10. hihi bagus-bagus euy kok Onyet nya dinamain Minah ? kenapa gak Rambo ? atau Johny hihik, aku lagi ngebuka photomu yg duduk , besar amat photonya

    BalasHapus
  11. Gak tau sipawang yg namai minah.... (lebih bagu balisugar kale hahahhaha) thanks buat semua yg uda leave comment and berkunjung...

    BalasHapus
  12. wah seru banget mas. pengen banget main ke sana tapi saya jauh di jawa. perlu dompet tebal untuk ke sana.
    salam kenal mas terima kasih sudah berkunjung

    BalasHapus
  13. Sebelumnya Thanks Banget dah maen2 k'Blog Saya yang Butut itu...hehe...Numpang Corat Coret d'Blog-nya nehhh...Sekalian Balikin Pulpennya...ga enak law minta2...haha...Hadiah Pula..(Ultah juga maseh lama kayanya)..wkwkwkw...

    Komennya, Wahh...kayanya asik banget tuh liburannya....nice post deh pokoke'...

    Peace...

    C H A L I E F O R E V E R

    BalasHapus
  14. wah.. sang ptualang nih.. Salam kenal ya? thx atas knjungannya....

    BalasHapus
  15. banyak buku, film ,lagu

    yg judulnyan kukejar2 gitu
    yg ini postingan


    keren deh
    :)

    BalasHapus
  16. kwakakakak...

    dirimu jahat amirr... pampang2 gunung pulak, mana ga bisa dikejar lagi.. hikz.. hikz..^^

    btw, tar daku balik lagi wat baca2, kwakakka

    BalasHapus
  17. bulan july ini mo kesana, rencana mo sewa mobil nyetir sendiri, tp pas baca blog nya yg katanya jalanan banyak lubang..wah jd mikir nih, mendingan sewa mobil setir sendiri ato sewa mobil dengan supirnya ya ?

    BalasHapus

Jangan sungkan tuk ninggali komen. Plissssss